Tampil di Kawasan Elite Bukit Bintang
BANYUWANGI – Jaranan Buto Sekarwangi kembali menggebrak Negeri Jiran, Malaysia. Grup kesenian tradisional besutan Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Malaysia tersebut dipercaya tampil pada even Indonesia Street 2016 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI di kawasan Bukit Bintang, Kuala Lumpur, Kamis (1/9) hingga Minggu besok (4/9).
Hebatnya lagi, grup jaranan buto yang dipandegani para pekerja migran asal Bumi Blambangan di Malaysia itu bukan hanya dipercaya tampil satu kali. Kesenian asal Bumi Blambangan itu dipercaya tampil selama tiga hari pada ajang promosi wisata Indonesia tersebut, tepatnya pada Kamis sampai hari ini (3/9).
“Setiap hari kami akan memberikan dua kali persembahan, yakni penampilan jaranan buto dan perang barongan,” ujar tokoh Ikawangi Malaysia, Irzal Maryanto Ashabi, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (2/9). Momen tampil pada even promosi nasional di negeri ber slogan Malaysia Truly Asia itu dimanfaatkan betul para peng gawa Ikawangi Malaysia untuk memperkenalkan Bumi Blambangan kepada wisatawan.
Maklum, ajang yang digeber di salah satu spot andalan pariwisata Malaysia tersebut sukses mengundang apresiasi wisatawan asing. Setidaknya itu terbukti dari banyaknya wisatawan asing yang memadati lokasi Indonesia Street tersebut. Menurut Maryanto, dari ribuan pengunjung yang berlalu-lalang di sepanjang jalan bukit bintang, hanya segelintir warga asli Malaysia, mayoritas adalah wisatawan asing, mulai Australia, Timur Tengah, Eropa, hingga Amerika.
“Para wisatawan banyak yang bertanya, (jaranan buto) ini budaya apa? Asli Malaysia ataukah Indonesia?” kata pria yang karib disapa Kang Yanto itu menirukan pertanyaan sejumlah wisatawan asing yang bertanya kepada dirinya. Pertanyaan wartawan yang penasaran dengan jaranan buto itu tidak disia-siakan.
Tidak hanya memberikan penjelasan asal kesenian jaranan buto dari Banyuwangi, kesempatan itu juga dimanfaatkan untuk mempromosikan spot-spot destinasi wisata unggulan Indonesia, khususnya Banyuwangi. “Kami tidak hanya memperkenalkan jaranan buto, tapi juga memperkenalkan berbagai destinasi wisata Banyuwangi, contohnya Kawah Ijen, G-land, dan lain-lain,” kata Maryanto.
Masih menurut Maryanto, di antara wisatawan asing yang melihat penampilan jaranan buto, tidak sedikit yang mengaku pernah mendengar informasi tentang Banyuwangi. Bahkan, sebagian yang lain langsung menanyakan akses menuju kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini.
“Ini kesempatan kita untuk memperkenalkan Banyuwangi lebih jauh. Bahkan, tadi (kemarin) ada wisatawan asal Irlandia menanyakan Festival Gandrung Sewu. Dia mengaku tahu Gandrung Sewu akan digeber September ini dan tertarik datang ke Banyuwangi,” pungkasnya. (radar)