Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jatuh ke Sungai, Pencinta Alam Gegar Otak

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GLAGAH – Ini peringatan bagi orang tua yang memiliki anak usia sekolah yang mengikuti ekstra kulikuler pencinta alam. Gara-gara lengah saat akan mempersiapkan acara diklat pencinta alam, Jihandika Hardiyanto, 18, salah seorang siswa MAN 1 Giri terjatuh ke sungai   Kaligulung yang berada di perbatasan Desa Kemiren dan Desa Jambesari.

Besar kemungkinan, siswa kelas 11 ini jatuh dan membentur batuan sungai yang menonjol di antara air. Akibat benturan dari  ketinggian lebih dari 10 meter itu, kepala bagian kiri Jihandika mengalami pendarahan berat. Korban pun langsung dilarikan  ke UGD RSUD Blambangan  oleh beberapa orang temannya dibantu warga sekitar.

Pantauan Jawa Pos Radar   Banyuwangi di lapangan tidak menemukan satu pun anggota pencinta alam bernama Agem Karso (Akar) yang bisa menceritakan kronologi kejadian tersebut. Bahkan, saat wartawan koran ini berusaha mewawancarai salah seorang  anggota pencinta alam, beberapa orang senior mereka yang datang tampak berusaha menghalangi agar tidak membuka  mulut ke media.

Berdasarkan keterangan dari Ansor, salah seorang warga Desa Jambesari, kejadian itu berawal saat ada tiga anak dari SMAN 1 Giri (SMAGI) tiba di Jembatan  Kaligulung. Rencananya, mereka akan melaksanakan diklat di sungai tersebut. Saat sedang menunggu rombongan lainnya datang, tiba-tiba salah satu dari mereka, yaitu Jihandika terjatuh.

Melihat itu salah seorang temannya pun langsung menolong Jihandika yang berlumuran darah dan tidak sadarkan diri. Sedangkan satu temannya  lagi berlari ke arah warga yang  sedang melakukan perbaikan  jalan. “Katanya anaknya itu tidur-tiduran di pinggir jembatan, di dekat pohon nangka.  Mungkin setelah itu jatuh karena tertidur atau bagaimana. Memang di sana kalau mau duhur selalu saja ada kejadian,”  kata Ansor.

Salah seorang keluarga korban, Dyah Erni, mengaku cukup terkejut dengan peristiwa ini. “Kita ini baru dikabari, kaget semua. Malah waktu ke sini pembinanya tidak ada. Kasihan dia, padahal bapaknya baru meninggal 40 hari lalu,” ujarnya.

Dokter jaga UGD RSUD Blambangan, dr. Erbino Togama  menambahkan, Jihandika mengalami gegar otak berat. Namun  untuk memastikan nantinya pasien akan di CT-scan untuk melihat langsung  kondisi otaknya. (radar)