Bukan hanya itu, hewan piaraan warga juga sering hilang tersapu banjir ketika air sungai meluap. “Sudah dua tahun ini jembatan ambrol dan dibiarkan. Kami harus mengadu kepada siapa,” kata Priono, warga setempat. Agar luapan air sungai tidak menggenang, warga sering melakukan kerja bakti menghancurkan bangunan Belanda itu menggunakan martil besar. Namun apa daya, kekuatan fi sik warga terbatas.
Menurut warga, PT. KAI Daerah Operasi IX Jember dan dinas terkait di Banyuwangi terkesan tutup mata. Tahun lalu jembatan yang ambrol itu pernah ditinjau pihak terkait, tapi sampai sekarang tidak ada realisasi. Warga mendesak, PT. AI dan dinas terkait di Banyuwangi bertanggung jawab atas ambrolnya jembatan dan ancaman banjir yang terus menghantui warga itu. “Kalau persoalan ini tidak ada solusi, kami akan demo ke dinas terkait dan Stasiun Kereta Api Rogojampi,” ancam Yanto, tokoh pemuda setempat. (radar)