Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jumlah Peserta Khitan Turun Drastis

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

jumlahKABAT – Warga Dusun Popongan, Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat, menggelar ritual khitan masal ke-67 kemarin (6/8). Ritual khitan masal tersebut sudah berlangsung sejak tahun 1947. Khitan masal itu digelar tiap bulan Syawal usia Idul Fitri. Ritual khitan masal itu dilaksanakan pertama kali pada tahun 1947 dan terus berlanjut hingga sekarang. “Khitan masal merupakan acara yang selalu digelar setiap tahun dan menjadi tradisi turun-temurun,” ujar Kepala Desa Benelan Lor, Anip Hariyadi, kemarin.

Dana yang digunakan untuk kegiatan khitan masal berasal dari swadaya masyarakat. Setiap warga memberikan sumbangan berupa uang. “Banyak donatur yang memberikan sumbangan. Khitan masal tidak meminta biaya apa pun kepada orang tua peserta,” kata Anip. Umumnya, peserta khitan masal adalah anak-anak yang tinggal di Dusun Popongan, Desa Benelan Lor. Anak-anak yang tinggal di Dusun Popongan wajib mengikuti khitan masal yang sudah menjadi tradisi itu. 

Jika ada keluarga yang anaknya tidak diikutsertakan khitan masal, maka keluarga tersebut mendapatkan sanksi sosial, yaitu akan dikucilkan seluruh warga. “Pernah ada keluarga yang anaknya tidak ikut, akhirnya keluarga tersebut dikucilkan,” ungkap Anip. Namun demikian, peserta khitan masal tidak  harus berasal dari Dusun Popongan, Desa Benelan Lor. Panitia membuka tangan lebar-lebar jika ada peserta dari desa lain yang ingin mengikuti khitan masal tersebut.

“Dulu peserta khitan masal ada yang berasal dari Bali, Madura, bahkan Kalimantan. Biasanya peserta yang berasal dari luar daerah mempunyai saudara yang tinggal di sini,” tambahnya. Tahun lalu peserta khitan masal berjumlah lima belas anak. Setiap tahun jumlah peserta terus menurun karena jumlah anak-anak berkurang. Meskipun peserta khitan masal mengalami penurunan, tradisi khitan masal itu akan tetap dilaksanakan.  

Tahun ini khitan masal itu diikuti sepuluh anak. Salah satu peserta berasal dari Jember, dan yang lain berasal dari Kecamatan Rogojampi, Songgon, dan Singojuruh. Rangkaian acara khitan masal tersebut berlangsung selama tiga hari. Pada hari Senin malam diadakan bersih desa (ider bumi). Hari Selasa pagi diadakan pawai motor tertib yang diikuti hampir oleh seluruh warga Desa Benelan Lor.

Pada Selasa siang diadakan iring- iringan peserta khitan masal menggunakan becak hias dan diikuti masyarakat umum. Pada Selasa malam diadakan pentas seni kreasi remaja setempat. Setelah dikhitan, anak-anak tersebut mendapat hadiah berupa pakaian, sarung, dan sejumlah uang. Anip Hariyadi bertekad mempertahankan tradisi khitan masal tersebut. (radar)