Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Event  

Kala Siswa Banyuwangi Ajak Wakil Ketua KPK Bermain

Foto:
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: banyuwangikab

BANYUWANGI – Di sela-sela kunjungannya ke Banyuwangi, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Sitomorang hadir di Festival Mainan Tradisional, Selasa (23/7/2019).

Dilansir dari banyuwangikab, ribuan siswa peserta festival tersebut berhasil mengajak Saut bermain bersama. Dengan gembira, Saut bersama Bupati Anas berbaur dengan anak-anak tersebut memainkan montor-montoran.

Ketika membuka acara yang berlangsung di Gesibu Banyuwangi, Saut spontan disodori anak-anak yang mengenakan pakaian daerah nusantara sembari membawa mainan daerah.

“Bapak coba mainan buatan saya ini ya. Pak Bupati yang pegang senjatanya,” kata salah satu siswa.

Saut bersama Bupati Anas pun langsung memegang mainan mereka. Bahkan, Saut sangat menikmati mainan montor, mobil sederhana yang dibuat dari kayu. Saut tampak memutar-mutar mainan tersebut sambil mengelilingi anak-anak.

“Ayo Pak Bupati dicoba,” ajak Saut sambil tertawa lepas.

Mereka pun tak lupa action di depan kamera sembari memegang mainannya.

Saut mengaku bangga pada ribuan siswa SD yang ikut dalam Festival Memengan, mainan dalam bahasa setempat. Permainan tradisional yang proses pembuatannya membutuhkan ketekunan, tidak bisa instan, butuh kerja bareng untuk membuatnya, bahkan dimainkan dengan kerja sama, menurut Saut perlu dikenalkan dan dilestarikan di anak-anak jaman sekarang.

“Ini bukan hal kecil. Mainan tradisional ini banyak mengandung nilai-nilai integritas seperti yang diharapkan oleh KPK. Bila mereka sudah terbiasa sejak kecil dengan ini, maka kelak mereka akan tumbuh menjadi orang berintegritas. Itu harapan kami semua,” kata Saut.

Saut pun mengapresiasi Banyuwangi yang telah menggelar festival mainan tradisional.

“Jadi sekali lagi kita terima kasih atas festival ini. Memang setiap daerah punya kekhasan, tapi Banyuwangi lebih kreatif sepertinya. Bahkan di sini setiap hari ada panggung seni budaya dari siswa-siswa SD-SMA. Perlu kami replikasi festival ini,” kata Saut.

Tiap tahun, Banyuwangi menggelar sebuah pesta permainan tradisional. Dengan riang gembira, ribuan siswa SD bermain aneka dolanan tradisional dalam sebuah atraksi yang menarik.

Berbagai permainan dibawakan ribuan siswa. Ada bedil-bedilan, egrang bambu, klompen kayu, dagongan (serupa tarik tambang tapi menggunakan bambu dan dilakukan dengan cara mendorong, bukan menarik). Juga ada engklek, gobak sodor, bekel, holahop, hingga tembak-tembakan dari pelepah pisang.

Sementara itu, Bupati Anas mengatakan festival memengan ini dibuat untuk melestarikan mainan tradisional. Di tengah gempuran game gadget yang menjadi pegangan harian anak jaman kini, mainan tradisional akan memberikan pengalaman baru. Mereka pun akan dikenalkan nilai-nilai hidup yang tidak harus serba instan.

“Bersamaan dengan Hari Anak Nasional ini, kami ingin mengajak anak-anak merakit mainan tradisional. Mereka bersama guru, temannya, dan pasti orang tuanya pasti akan bareng-bareng menyiapkan, sehingga tumbuh bonding di antara mereka,” kata Anas.

“Target kami, meskipun di tengah modernitas anak anak bisa memiliki mainan yang berkarakter Indonesia,” imbuhnya.

Tak hanya Bupati Anas yang bermain, Koordinator Wilayah 6 KPK Asep Rahmat juga turut menjajal permainan anak-anak ini. Mereka semua larut dalam festival mainan tradisional. Sama-sama mengingat permainan masa kecil mereka.

“Perasaan saya hari ini, I am very happy,” pungkas Saut.