Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kapal Gardan Melaut, Kapal Slerek Stop Dulu

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MUNCAR – Para nelayan Muncar, terutama yang memburu ikan dengan kapal garden, mulai turun melaut lagi. Mereka akan berjuang hingga ke tengah laut untuk menangkap ikan kemarin sore (14/7).

Para nelayan itu, baru akan pulang pada pagi ini. Nelayan yang melaut itu, hampir semua nelayan yang menggunakan kapal gardan. Sedang nelayan kapal slerek, masih memilih untuk beristirahat.

“Ini semua ikut kapal garden, untuk kapal selerek sampai saat ini belum beroperasi,” terang M. Wahid, 50, salah satu nelayan asal Dusun Stoplas, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar.

Menurut Wahid, nelayan yang melaut dengan naik kapal gardan itu sebagian ada ada nelayan perahu jukung. Mereka ikut kapal gardan karena hasil memancing dengan jukung hasilnya kurang memanaskan. “Ada nelayan jukung juga,” terangnya.

Nelayan kapal gardan yang melaut itu, jelas dia, sebenarnya termasuk memaksakan diri. Sebab, sampai saat ini ikan hasil tangkapan masih tidak sepadan dengan biaya operasional. “Ini pada nekat bekerja,” cetusnya.

Menurut Wahid, untuk bisa mengembalikan biaya operasional, mendapat hasil, dan bisa menyimpan uang, sekali bekerja itu harus mendapat ikan sebanyak tiga kuintal. Satu kuintal ikan setara dengan biaya operasional, satu kuintal lagi bisa dibagi 30 nelayan untuk makan dua hari, dan satu kuintal bisa dibagi untuk tabungan.

“Kalau kurang dari tiga kuintal, jelas merugi,” ungkapnya. Sejak hari raya Idul Fitri yang lalu, kapal-kapal gardan rata-rata hanya bisa mendapatkan ikan antara satu sampai dua kuintal. Untuk menembus hasil tangkapan hingga tiga kuintal, itu masih sangat sulit, tetapi sudah ada.

“Rata-rata ikan tongkol dan putian sudah cukup banyak, tetap saja rezeki-rezeki-an,” cetusnya. Dalam satu kapal gardan yang diikuti sekitar 30 orang nelayan, kadang hanya mendapat satu kuintal ikan. Dan itu,hanya bisa untuk dibuat biaya operasionaL

“Kalau kurang dari satu kuintal, juragan pasti rugi dan habis tenaga jelasnya. Nelayan lainnya, Muhammad Arif, 52, asal Dusun Krajan, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, mengaku bersama beberapa nelayan lainnya itu awak kapal slerek.

Tapi karena kapal slerek sudah lama tidak beroperasi, maka ikut bekerja menjadi awak kapal gardan. “Kapal slerek tidak melaut karena hasil tangkapan masih minim,” katanya. Dengan kondisi ikan yang masih sepi, Arif menyebut ada beberapa kapal selerek yang memaksa jalan. Tapi hasilnya hanya membuang solar saja.

“Hasilnya masih kurang dari satu ton, untuk menembus delapan kuintal saja masih sulit. Untuk slerek hasil kurang satu ton itu rugi,” cetusnya. (radar)