Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kisah Warga Sobo yang Melahirkan Bayi Kembar Tiga

Pasutri Gatot dan Yuli menggendong bayi kembar tiga buah cinta mereka, yakni Adrian, Adinata, dan Ananta di kediamannya di Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Pasutri Gatot dan Yuli menggendong bayi kembar tiga buah cinta mereka, yakni Adrian, Adinata, dan Ananta di kediamannya di Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi.

Semalam Makan Habis Beberapa Piring, Bobot Malah Susut

Kebahagiaan berlipat ganda tengah dirasakan pasangan suami istri (pasutri) Gatot Edi Prayogo, 42, dan Viva Yuliana, 35. Warga jalan Dharmawangsa Nomor 29, Kelurahan Sobo, Kecamatan Banyuwangi, ini baru saja dikaruniai tiga bayi sekaligus.

SIGIT HARIYADI, Banyuwangi

KAGET bercampur gembira. Perasaan itulah yang kali pertama dirasakan pasangan Gatot dan Yuliana ketika mendengar ketetangan dokter bahwa mereka akan memiliki bayi kembar sekitar delapan bulan lalu. Bahkan bukan hanya dua, janin yang berada di dalam rahim Yuli itu ternyata berjumlah tiga. Artinya Yuli tengah mengandung bayi kembar tiga alias triplet.

Memang, pada kehamilan kedua kali ini, Yuli merasa mual yang sangat berlebihan dibanding kehamilan pertamanya pada medio 2012 lalu. Namun awalnya, baik Yuli – sapaan karib Yuliana- maupun Gatot sama sekali tidak menyangka mereka akan dianugerahi tiga bayi sekaligus.

Hingga akhirnya, Gatot dan Yuli memutuskan memeriksakan kandungan ke Klinik Bunda, Banyuwangi. Kala itu usia kandungan Yuli menginjak tiga bulan. Nah, ketika dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG), diketahui bahwa Yuli tengah mengandung tiga janin.

“Jujur. Saat itu saya kaget. Tetapi juga senang. Sangat senang. Tidak bisa digambarkan dengan kata- kata,” ujar Gatot saat ditemui di rumahnya Sabtu sore (7/ 10). Senada dengan Gatot, Yuli menyatakan kebahagiaan yang dia rasakan ketika mengetahui dirinya mengandung bayi kembar tiga luar biasa besar.

“Bagaimana kami tidak bahagia. Diberi anugerah tiga anak sekaligus,” kata dia. Lebih lanjut Yuli mengatakan, ketika di USG, jenis kelamin dua diantara tiga bayi tersebut tampak jelas, yakni laki-laki. Sedangkan jenis kelamin satu bayi yang lain tidak terlihat.

“Namun dokter yang memeriksa memprediksi ketiga janin yang saya kandung berjenis kelamin laki-laki. Ternyata prediksi itu benar. Akhirnya saya melahirkan tiga bayi laki-laki,” ucapnya.

Lantaran mengandung tiga janin sekaligus, ”perjuangan” yang harus dilakukan Yuli pun jauh lebih berat dibandingkan kehamilan pertamanya. Tepatnya saat mengandung putri pertama mereka, yakni Amanda Azalia Zalfa yang saat ini berusia lima tahun.

Dikatakan, pada kehamilan pertama bobot tubuh Yuli terus naik dari bulan ke bulan. Namun, saat mengandung bayi kembar tiga, bobot tubuh Yuli sempat turun signifikan. Tepatnya saat usia kandungan Yuli mencapai tiga bulan. Saat itu, bobot tubuh Yuli turun dari sebelumnya 42 Kilogram (kg) menjadi 39 kg.

“Bobot baru kembali ke 42 kg saat usia kehamilan sekitar lima bulan,” kenang Yuli. Padahal, imbuh Yuli, selama mengandung bayi kembar tiga tersebut dirinya sangat doyan makan. Dia sanggup menyantap berpiring-piring makanan dalam sehari semalam.

“Saking seringnya makan, stok piring bersih di rak habis. Karena itu harus sering-sering mencuci piring. Begitu selesai dicuci, langsung saya pakai lagi untuk makan,” kata Yuli sembari tersenyum.

Perjuangan Yuli mencapai titik terberat pada Agustus atau saat usia kehamilan tujuh bulan. Kala itu, kesehatannya drop sehingga harus opname di rumah sakit (RS). Penyebabnya, kadar hemoglobin (HB)-nya turun menjadi ”hanya” tujuh gram per deciliter (dl). Padahal, kadar Hb normal pada ibu hamil sebesar 11 sampai 14 gram per dl. ”Selain mengalami penurunan Hb, tekanan darah saya naik signifikan,” ungkapnya.

Dengan kondisi kesehatan yang demikian, dokter menyarankan proses kelahiran dengan operasi caesar. Operasi direncanakan pada 18 September 2017 lalu. “Namun, dokter terus memberikan saya semangat. Selama saya kuat, operasi akan terus diundur. Pengunduran waktu operasi dilakukan agar jantung bayi yang saya kandung semakin kuat,” papar Yuli.

Dengan dorongan semangat dari sang dokter, yakni dr Selamet Widodo Sp OG, Yuli mampu bertahan. Karena itu, rencana operasi pun diundur. Hingga akhirnya, Yuli mengalami pecah ketuban.

Dokter lantas melakukan operasi caesar pada pukul 19.30 Senin (2/10) di Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah, Banyuwangi. “Saat operasi caesar. Usia kandungan saya delapan bulan,” ungkap Yuli.

Tiga bayi pun berhasil lahir selamat. Bayi pertama yang diberi nama Adrian Fahrial Akbar Prayogo lahir dengan bobot tubuh 1,9 kg. Sedangkan bayi kedua dan ketiga, yakni Adrinata Fahrial Akbar Prayogo lahir dengan bobot 1,7 kg, dan Ananta Fahrial Akbar Prayogo memiliki bobot tubuh 2,1 kg.

Yuli menambahkan, lantaran memiliki tiga bayi sekaligus, air susu ibu (ASI) yang dia hasilkan tidak mampu mencukupi kebutuhan seluruh buah hatinya tersebut. ”Karena itu, mau tidak mau harus dibantu dengan tambahan susu formula,” ujarnya.

Yuli mengaku dirinya tidak berharap muluk-muluk. Dia berharap ketiga putra kembarnya itu menjadi anak saleh. “Tidak perlu muluk-muluk. Yang terpenting menjadi orang saleh dan berbakti kepada orang tua,” kata dia.

Yang menarik, setelah melahirkan tiga bayi sekaligus. Yuli memutuskan mencegah kehamilan secara permanen melalui KB steril. “Setelah melahirkan kembar tiga. Saya langsung KB steril. Karena anak saya sudah empat,” pungkasnya. (radar)