Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kisruh Tambang Urusan Pusat

DIALOG Seorang penanya dari kepolisian memberikan masukan dalam pertemuan tiga pilar di Perkebunan Kalikempit kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
DIALOG Seorang penanya dari kepolisian memberikan masukan dalam pertemuan tiga pilar di Perkebunan Kalikempit kemarin.

Pertemuan Tiga Pilar Jadi Ajang Permintaan Program

GLENMORE – Pemkab Banyuwangi tidak ikut campur mengenai kisruh perusahaan tambang emas antara PT Indo Multi Niaga (IMN) dengan PT Intrepid maupun PT Bumi Sejahtera Indonesia (BSI). Sebab, hal itu merupakan urusan korporasi dan pemerintah pusat. Hal itu disampaikan Bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas menanggapi pertanyaan Kepala Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Murwanto, dalam pertemuan rutin tiga pilar di Perkebunan Kalikempit, Kecamatan Glenmore, kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, Murwanto mengatakan, belakangan ini masyarakat bingung dengan munculnya perusahaan baru di Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, yaitu PT. Intrepid dan Bumi Sejahtera Indonesia alias BSI. Sebab, masyarakat di Kecamatan Pesanggaran hanya tahu Tumpang Pitu dikelola PT. IMN. “Nah, sekarang muncul lagi namanya
PT. Intrepid dan BSI.

Kami ingin tahu sebenarnya persoalannya apa dan siapa sebenarnya yang mengelola proyek gunung emas ini,” tanya Murwanto. Menanggapi hal tersebut, bupati menegaskan bahwa persoalan PT. IMN dan PT. Intrepid merupakan persoalan korporasi. “Hal itu merupakan kewenangan atau ranah pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian ESDM, bukan kewenangan Pemkab Banyuwangi,” tegas Anas.

Sementara itu, pertemuan yang dihadiri jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Banyuwangi tersebut dimanfaatkan oleh ratusan peserta untuk menyampaikan unek-unek di wilayah tugas masing-masing. Meski mengakui bahwa banyak program pemkab yang manfaatnya bisa dirasakan, tapi para peserta tetap mengajukan usul, terutama terkait lampu penerangan. Usul penambahan lampu penerangan itu lebih banyak disampaikan para kepala desa. “Selain jalan, lampu penerangan juga sangat dibutuhkan di daerah kami,” kata Kepala Desa Cluring/Kecamatan Cluring, Sunarto.

Hal sama juga disampaikan Kepala Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Dia menyampaikan bahwa jalan-jalan di Kecamatan Pesanggaran sekarang sudah banyak yang bagus. Namun, mulusnya jalan tersebut semestinya dibarengi nyala lampu penerangan dan pelebaran got. “Seperti sungai di depan dan belakang Polsek Pesanggaran sekarang semakin kecil, sehingga saat hujan mudah banjir,” tandasnya.

Seakan tak mau ketinggalan, Kepala Desa Kebunrejo, Kecamatan Kalibaru, Abdullah, juga minta jalan di desanya segera diperbaiki. Sebab, selama ini daerahnya sering dikunjungi turis, khususnya dari Belanda. “Mereka banyak yang naik dokar, Pak, tapi kalau jalannya rusak dan berlubang bagaimana,” tuturnya. Selain ketiga kades tersebut, hal sama juga disampaikan para kades dan peserta lain, baik dari unsur kepolisian maupun TNI.

Mereka menyampaikan masukan, kritik, dan saran, kepada jajaran forpimda. Menanggapi berbagai permohonan dan masukan yang banyak ditujukan kepada eksekutif itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berjanji akan menginventarisasi dan menindaklanjuti. Dia berharap, pertemuan tiga pilar itu bisa meningkatkan sinergisitas antar pejabat . “Sehingga, berbagai persoalan bisa dideteksi dan diselesaikan di tingkat bawah dengan cepat dan tepat,” tandasnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :