Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kolaborasi dengan TNI AL, Banyuwangi Bangun Kampung Sidat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi berkolaborasi dengan TNI AL bangun kampung sidat yang berlokasi di Dusun Jopuran, Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.

Kampung Sidat ‘Sidawangi’ itu pun diresmikan langsung oleh Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlatamal) V Laksamana Pertama TNI Edwin SH bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Peresmian pun ditandai dengan tebar benih sidat.

Danlatamal mengatakan kerjasama ini merupakan bagian dari mensukseskan program kemaritiman nasional.

“Sidat merupakan salah satu potensi maritim yang potensial untuk dikembangkan. Sidat ini merupakan jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang bisa memberikan kesejahteraan bagi warga. Kandungan gizinya juga lebih banyak dibandingkan ikan salmon yang sudah lebih dikenal, sangat baik dikonsumsi untuk perkembangan otak anak,” kata Danlatamal, usai peresmian, Rabu (25/7/2018).

Danlatamal menambahkan, Kampung Sidat di Banyuwangi merupakan yang pertama dikembangkan oleh TNI AL. Banyuwangi sengaja dipilih karena memiliki potensi alam yang sangat mendukung, di antaranya sumber mata air yang berlimpah dan cocok untuk tempat budidaya sidat.

“Ikan sidat ini hanya mau hidup di air yang bersih dan Banyuwangi memenuhi persyaratan ini. Sidat ini ikan yang hidup di air tawar tapi kalau melakukan pembiakan di laut. Jadi semua ekosistemnya harus dijaga baik yang di darat maupun yang di laut. Makanya budidaya Sidat sangat baik untuk lingkungan,” ujar Danlatamal.

Tak hanya mengedepankan budidaya, Kampung Sidat juga dikemas menjadi obyek wisata alam. Di kawasan tersebut terdapat kolam-kolam sidat dengan air jernih yang mengalir dari hulu pegunungan Ijen.

Di sela-sela kolam tersebut juga terdapat pemandian alam yang dibendung dari aliran sungai. Di sekitar pemandian, penduduk juga bisa menikmati kuliner khas dusun setempat. Warung-warung di sekitar kampung yang didirikan warga ini menawarkan menu seperti pepes sidat, abon daun singkong, dan pecel pitik.

Bupati Anas menyambut baik program kolaboratif pengembangan Kampung Sidat ini. Menurutnya, program ini juga menjadi bagian dari gerakan 10.000 ribu kolam yang digagas Banyuwangi untuk meningkatkan produksi perikanan darat.

“Syukur saat ini budidaya sidat di Banyuwangi sudah mulai banyak dikembangkan oleh warga lokal. Kalau dulu kan hanya korporasi yang mengembangkan. Dengan mulai dikembangkan lebih masif, harapannya semoga kesejahteraan warga juga meningkat karena nilai jualnya yang tinggi dibanding ikan tawar lain,” jelasnya.

Anas optimis budidaya sidat di Banyuwangi akan semakin berkembang. Apalagi Kemenko Maritim pernah merilis data tentang kualitas air bakau di Banyuwangi yang cocok untuk budidaya perikanan, termasuk sidat.

Dari hasil penelitian per 25 miligram sampel air di tempat lain rata-rata terdapat 550 ribu koloni bakteri namun di Banyuwangi, dengan sampel yang sama, airnya disebut hanya mengandung 10 ribu koloni bakteri.

“Sangat sehat untuk pengembangan sidat. Saya akan meminta Dinas Perikanan dan Kelautan untuk mulai menggalakkan kolam sidat dan kelompok pembudidaya lain akan melihat manfaatnya yang besar ini. Contohnya pondok pesantren yang sebagian besar memelihara lele, perlahan akan kami ajari budidaya sidat,” lanjutnya.

Sebelum meresmikan acara ini, Danlantamal bersama Anas juga menghadiri tradisi ithuk-ithukan di dusun setempat. Dalam tradisi ini, Edwin dipakaikan penutup kepala khas Banyuwangi, yaitu udeng, tanda dinobatkan sebagai warga kehormatan Banyuwangi.