Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Koma Tujuh Hari, JCH Patoman Meninggal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MAKKAH – Setelah koma selama tujuh hari di Rumah Sakit Ajyad, jamaah calon haji (JCH) asal Desa Patoman, Dewi Maryam Mahfud. 65, akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 06.30 waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar pukul 1030 WIB Sabtu (12/9).

Dewi Maryam yang sebelumnya terkena serangan jantung langsung dimakamkan di tempat pemakaman Makbaroh Syariah, Makkah.  Petugas haji Banyuwangi, dr. M Nizam Fahmi mengatakan, pihak rumah sakit baru memberi kabar atas meninggalnya Dewi Maryam kepada petugas haji Banyuwangi pada pukul 11.00 WAS, padahal Dewi Maryam sudah dinyatakan  sejak pukul 06.30 WAS.

Mendengar kabar duka tersebut pihak petugas haji Banyuwangi didampingi pihak maktab langsung menuju rumah sakit untuk mengurus proses administrasi pemakaman. ”Sesuai surat kematian dari Rumah sakit, lbu Maryam meninggal pukul 06.30 WAS,” kata Nizam.  Nizam menuturkan, kondisi Dewi Maryam kritis dan tidak sadarkan diri setelah terkena serangan jantung pada hari Sabtu (5/9).

Dewi Maryam langsung dilarikan ke rumah untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Saat mendadak terkena serangan jantung yang bersangkutan sempat mengalami cardiac arreas (henti jantung). Setelah mendapat penanganan medis dari rumah sakit, detak jantung Dewi Maryam dapat berfungsi kembali, namun untuk bernafas masih perlu bantuan ventilator.

Selama tujuh hari di rumah sakit tersebut, Dewi Maryan tidak sadarkan diri alias koma. “Penanganan sudah dilakukan oleh tim dokter rumah sakit, tapi Allah berkehendak lain,” tutur Nizam. Juhdy, petugas haji lainnya menambahkan, setelah dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit, jenazah Dewi Maryam langsung dimakamkan di pemakaman Makbaroh Syariah, Makkah.

Tempat tersebut merupakan pemakaman umum para jamaah haji yang meninggal dunia di Makkah. ”Biasanya jamaah yang meninggal dimakamkan di Makbaroh Makla, tapi karena di sana sudah penuh akhirnya dimakamkan di pemakaman baru Makbaroh Syariah,” tambahnya.

Sekadar diketahui, Dewi Maryam adalah JCH Banyuwangi yang tergabung dalam kloter 9. Dia berangkat ke Tanah Suci bersama suaminya yang bernama Asparin. Namun, kabar meninggalnya Dewi Maryam ini masih belum diketahui oleh Asparin.

Pihak keluarga yang ada di Banyuwangi berpesan kepada petugas haji Banyuwangi untuk tidak memberikan kabar tentang meninggalnya Dewi Maryam kepada suaminya. ‘Ini permintaan keluarga, ya mungkin biar tidak mengganggu Psikologi dari Pak Asparin (suami Dewi Maryam).

Karena Pak Asparin  ibadah,” terang Juhdy.  Sementara itu, dari informasi yang diperoleh petugas haji dari BMKG-nya Arab Saudi, setiap sore hari di sana masih berpeluang terjadi badai. Petugas haji Banyuwangi menyarankan kepada seluruh JCH untuk tidak pergi ke Masjidilharam dulu.

“Info dari BMKG badai masih berpeluang terjadi antara pukul 10.00-16.00 WAS. Tapi Alhamdulillah sampai sekarang (kemarin) tidak ada badai besar, mudah-mudahan tidak ada lagi musibah,” tambahnya. Sekalipun  petugas haji masih melarang para jamaah untuk tidak pergi ke Masjidilharam sebelum kondisi di sana sudah benar-benar steril dan nyaman, banyak juga para jamaah yang tetap ingin pergi ke Masjidilharam untuk beribadah sekaligus melihat secara langung bekas reruntuhan.

‘Demi keamanan bersama, tetap kami imbau JCH untuk tidak pergi ke Masjidilharam dulu sampai benar-benar sudah aman,” pungkasnya. (radar)