Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Komisi XI DPR RI Terkesan Peta UGD Kemiskinan Banyuwangi

Foto: merdeka
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: merdeka

BANYUWANGI – Komisi XI DPR melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi. Saat mengunjungi Lounge Pelayanan Publik, ke-dua belas legislator terkesan dengan peta kemiskinan saat dipaparkan Wakil Bupati (Wabup) Yusuf Widyatmoko.

Dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi XI Marwan Cik Asan ini, rombongan tersebut mendengarkan apa yang disampaikan Wabup Yusuf, Senin (27/5/2019).

Dilansir dari Merdekacom, melalui layar monitor yang banyak terpasang di lounge, Wabup Yusuf menjelaskan tentang penanganan kemiskinan Banyuwangi yang kerap dikenal dengan program UGD (Unit Gawat Darurat) kemiskinan.

“Penanganan kemiskinan di Banyuwangi dilakukan dengan melibatkan banyak stakeholder,” kata Wabup Yusuf.

“Di setiap desa terdapat tim penanganan kemiskinan yang bertugas menyisir permasalahan warga di tingkat lokal agar segera tertangani. Data yang ada dari desa lalu disinkronkan dengan data dari pusat dan pemkab. Bisa dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan maupun Badan Pusat Statistik,” paparnya.

Wabup Yusuf mengatakan, peta kemiskinan yang terpapar di sini adalah hasil sinkronisasi data. Di peta ini sudah terpampang jelas, misalnya penduduk X ini masuk dalam indikator kemiskinan yang mana, dan sudah mendapat bantuan dari program apa saja.

“Sehingga intervensi bantuan yang akan diberikan sangat terukur guna mempercepat pengentasan warga miskin,” kata Wabup Yusuf.

Mendengar apa yang dipaparkan Wabup Yusuf, mereka langsung mengapresiasi apa yang dilakukan Banyuwangi. Menurut mereka, dengan cara ini program pengentasan kemiskinan berjalan dengan efektif.

“Ini menarik sekali, daerah sudah bisa membuat peta kemiskinan dengan detail. Bahkan melakukan sinkronisasi data hingga level desa,” ujar Marwan.

“Seharusnya daerah lain bisa mencontoh peta semacam ini,” imbuhnya.

Sekedar diketahui, kunjungan spesifik para legislator ini dalam rangka pertemuan dengan industri keuangan (Otoritas Jasa Keuangan, PT. Pegadaian, Jasa Raharja dan Perbankan) yang digelar di Hotel Dialoog, Banyuwangi.

Saat ditanya mengapa memilih rapat di Banyuwangi, Marwan mengaku pihaknya mengaku bisa menyerap semangat inovasi yang banyak digiatkan di kabupaten ujung timur Pulau Jawa tersebut.

“Salah satu keuntungan menggelar pertemuan di Banyuwangi, selain fasilitas yang memadai dan destinasi wisatanya menarik, kami mendapatkan bonus, yaitu bisa menyerap semangat inovasi yang tumbuh di daerah ini,” ujar Marwan.

Dalam kesempatan itu, Marwan juga mengaku terpesona dengan berbagai arsitektur bangunan yang ada di kabupaten berjuluk sunrise of Java ini.

“Banyuwangi ini memang beda. Sejak turun dari pesawat dan melihat desain bandara-nya saya sudah terkagum-kagum. Belum lagi longe-nya. Tak hanya itu, kantor pemkabnya juga terlihat menyenangkan,” pungkas Marwan.