Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Konferensi Indonesia Berkebun Resmi Dibuka

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Bupati-Anas-buka-Konferensi-Indonesia-Berkebun

Lahan Tidur Banyuwangi Akan Disulap Jadi Kebun

BANYUWANGI – Konferensi ke IV Indonesia Berkebun resmi dibuka, Sabtu (6/8), pagi kemarin. Pembukaan Konferensi ke IV Indonesia Berkebun dibuka Bupati Abdullah Azwar Anas di kawasan GOR Tawang Alun.

Konferensi Indonesia Berkebun kali ini diikuti oleh 24 komunitas berkebun dari kabupaten dan  kota. Hadir pula delegasi beberapa perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Pembukaan konferensi ditandai dengan dibunyikan lonceng kalung kerbau.

Selanjutnya, Bupati  dan tamu undangan berkeliling untuk menuju e-park di sekitar  GOR Tawang Alun. Di tempat  ini, Bupati Anas terkesima dengan buah selon yakni  si langan buah  semangka dan melon.  Buah silangan ini merupakan hasil kreativitas dari Dinas Kebersihan  dan Perta manan  (DKP) Banyuwangi.

Selanjutnya, Bupati Anas juga menyempatkan diri untuk melakukan panen buah petai di sekitar e-park. Sekadar diketahui, Indonesia  Berkebun adalah gerakan komunitas yang bergerak melalui media sosial yang bertujuan untuk menyebarkan semangat positif untuk lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan program urban farming.

Bupati-Abdullah-Azwar-Anas-mengambil-buah-petai-dengan-galah-bambu-di-arena-Konferensi-Indonesia-Berkebun,-kompleks-GOR-tawang-Alun,-Banyuwangi,-pagi-kemarin

Program ini memanfaatkan lahan tidur di kawasan perkotaan yang diubah menjadi lahan pertanian atau perkebunan produktif melalui peran masyarakat sekitar. Bupati Anas dalam sambutannya mengatakan, komunitas warga yang gemar berkebun bisa dimanfaatkan sebagai salah satu pilar untuk mengendalikan tingkatinflasi.

Pemanfaatan lahan kosong ntuk ditanami aneka komoditas bisa menjadi alternatif untuk mengurangi ketergan tungan pada pasar. ”Mengembangkan tanaman di lahan sekitar rumah itu sangat bagus. Tingkat inflasi bisa ditekan lebih rendah, karena masyarakat tidak ter gantung dengan harga pasar untuk memenuhi kebu tuhan sehari-hari,” kata Bupati Anas yang kemarin berulang tahun ke-43.

Menurut Anas, inflasi Banyuwangi pada bulan Juli 2016 sebesar 0,43 persen. Angka inflasi tersebut merupakan nomor dua terendah di Jatim. Sedangkan inflasi Januari-Juli 2016 Banyuwangi 1,49%, lebih rendah dari rata-rata Jatim 1,85%. Selain bisa membantu menjaga inflasi, kata dia, kehadiran komunitas berkebun juga meningkatkan pendapatan keluarga.

”Saat ini, mayoritas kegiatan masyarakat masih terfokus memenuhi kebutuhan diri sendiri. Belum banyak yang ke arah komersial. Padahal jika itu digarap serius tentunya potensinya lebih besar, bisa menambah pendapatan keluarga,” tandasnya.

Anas menambahkan, dengan komoditas yang berhasil dicukupi sendiri, daya beli warga bisa terjaga. Warga tidak perlu lagi repot-repot untuk pergi ke pasar jika virus berkebun di rumah ini bisa dilakukan oleh masyarakat.

”Misalnya, kalau mau bikin sambal tinggal petik cabai di depan rumah. Ini sekaligus menjaga psikologi pasar, tidak panik memburu komoditas. Kalau makin banyak warga yang berkebun otomatis suplai terjaga, mini mal untuk diri sendiri. Jadi pas permintaan di pasar naik, tidak bingung ikut memburu dan membeli karena kita sudah punya stok sendiri,” tambahnya.

Kepala Sekolah Indonesia Berkebun, Ida Amal mengapresiasi langkah-langkah yang dila kukan oleh Pemkab Banyuwangi yang selaras dengan tujuan dari Indonesia Berkebun. Ida Akmal mengatakan kalau Indonesia Berkebun itu tujuannya yakni tiga E, yang artinya ekologi, edukasi dan ekonomi dengan cara memanfaatkan lahan-lahan tidur untuk dijadikan kebun yang produktif.

”Ternyata, langkah-langkah ini telah dilakukan oleh Banyuwangi. Ini patut dicontoh untuk daerah kabupaten atau kota lainnya,” ungkapnya.  Sementara itu, Kepala DinasKebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, Arief Setiawan  mengatakan melalui kon ferensi  ini para penggiat Indonesia Berkebun akan berdiskusi.

Mereka menyamakan persepsi antara satu kabupaten/kota de ngan lainnya, termasuk pemikiran para akademisi yang tergabung dalam Indonesia Berkebun. Mereka akan membahas program dan strategi bagaimana  menularkan semangat kepada  publik untuk menciptakan lahan hijau di lahan perkotaan yang terbatas ini .

Dia menambahkan, dengan digelarnya konferensi ini di Banyuwangi tentunya bisa memacu warga Banyuwangi untuk senantiasa menciptakan lahan hijau di setiap sudut rumah dan lingkungan sekitar. Masyarakat diharapkan  juga tidak sekadar menanam tanaman, namun mulai menanam sayuran dan buah-buahan di  pekarangan.

”Dengan hasil kebun sendiri, tentu juga akan meningkatkan  ketahanan pangan kita,”  pungkasnya. (radar)