Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Lacak Berkas Hanya Butuh 5 Menit

SESEPUH SAMSAT: Nur Hasyim di ruang gudang penyimpanan berkas motor dan mobil kantor Samsat Banyuwangi.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
SESEPUH SAMSAT: Nur Hasyim di ruang gudang penyimpanan berkas motor dan mobil kantor Samsat Banyuwangi.

Di kantor Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (Samsat) Banyuwangi, nama Nur Hasyim, 52, cukup popular. Pekerja harian lepas (Phl) yang bertugas di bagian dukumen berkas sejak 27 tahun lalu itu dikenal sebagai mbahnya Samsat Banyuwangi.

-AGUS BAIHAQI, Banyuwangi-

SOSOK Nur Hasyim di bagian gudang penyimpanan berkas Samsat dikenal sangat sederhana dan agak lugu. Meski tergolong senior, tidak jarang bapak empat putra itu menjadi objek gojlokan teman-temannya yang umumnya berusia lebih muda. Di gudang berkas di gedung paling belakang kantor Samsat Banyuwangi ada enam karyawan yang setiap hari bertugas mencari berkas surat motor dan mobil.

Demi memuaskan pelayanan, mereka harus cepat mencari berkas yang jumlahnya mencapai jutaan berkas tersebut. “Yang ada di gudang ini berkas motor dan mobil se-Kabupaten Banyuwangi,” cetus pria yang tinggal di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Kabat, itu. Berkas yang disimpan itu dibutuhkan setiap ada warga yang akan balik nama dan ganti STNK yang biasanya dilakukan setiap lima tahun sekali.

Meski lama menumpuk, Hasyim dan karyawan lain harus bisa cepat mencari berkas itu. “Kalau sampai lama, kita bisa kena semprot pemohon balik nama atau yang akan ganti STNK,” katanya. Hasyim mengaku sudah tidak bisa menghitung berapa kali kena semprotan pemohon. Tetapi, semua itu dianggap angin lalu dan tidak pernah dimasukkan dalam hati. “Dulu saat belum tertata sering kena semprot, kalau sekarang ya jarang,” ujar lulusan MAN Banyuwangi itu.

Dengan nada serius, suami Sulasih itu mengaku, dengan penataan yang dilakukan bersama teman dan arahan pimpinan, kini untuk mencari berkas hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit. “Saat nomor polisi STNK disebut, saya sudah hafal tempat penyimpanan berkasnya,” sebutnya. Kecepatan dalam mencari berkas itu bukan karena menggunakan alat modern seperti komputer.

Tetapi, karena pengalamannya yang sudah 27 tahun bertugas mencari berkas. “Kalau pakai komputer, saya malah tidak bisa,” cetusnya. Sambil menunjukkan tumpukan berkas yang mencapai jutaan itu, Hasyim menyebut berkas yang disimpan itu adalah berkas kendaraan motor dan mobil yang masih aktif surat-suratnya. “Berkas motor yang paling tua adalah buatan tahun 1938,” kata Hasyim.

Setiap hari berkas motor dan mobil yang masuk ke gudang terus bertambah. Bila dihitung dengan rata-rata, setiap hari berkas yang masuk sebanyak 150 eksemplar. “Setiap hari orang yang membeli motor dan mobil baru sekitar 150 orang. Berarti berkas akan semakin menumpuk,” ungkapnya. Pemohon yang balik nama dan ganti STNK juga cukup banyak dalam satu hari.

Hasyim menyebut, setiap hari minimal ada 50 pemohon yang membutuhkan jasanya untuk mencarikan berkas STNK motor dan mobil. “Kalau ada pemutihan, setiap hari di atas 100 pemohon,” ujarnya sambil menolak menyebut upah yang diterima dari pekerjaan yang sudah dijalani selama 27 tahun itu. Dengan tingginya jumlah pemohon yang ingin balik nama dan ganti STNK setiap hari, maka dibutuhkan kecepatan dalam mencari berkas.

Bila tidak, maka akan menimbulkan antrean yang panjang. “Kalau menunggu lama, pemohon bisa ngamuk,” sebutnya sambil tertawa lebar. Hasyim mengaku kali pertama bekerja di bagian gudang Samsat Banyuwangi adalah 1985. Meski hanya sebagai Phl, pekerjaan tetapnya itu dilakoni hingga saat ini. “Awalnya diberi tahu ada lowongan, lalu saya melamar,” kenangnya.

Saat pertama bekerja di gudang berkas, gudang berkas masih berada di gudang asrama Polri di Kelurahan Penataban, Kecamatan Banyuwangi. Selanjutnya, pindah ke Mapolres Banyuwangi yang saat itu berada di sebelah timur Taman Sri Tanjung. “Dulu gudang belum teratur. Kalau mencari berkas, sangat bingung dan lama,” jelasnya. Saking lama dan sulitnya mencari berkas, tidak jarang kepikiran sampai di rumah. Saat istirahat, membayangkan berkas apa lagi yang akan dicari esok hari. “Mau tidur kepikiran berkas yang sulit dicari. Pokoknya sampai pusing,” katanya. (radar)