Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Lebih Tanggap Menyikapi Geliat Gunung Raung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GUNUNG Raung di perbatasan Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, kian jadi topik pembicaraan masyarakat akhir-akhir ini. Gara-garanya, gunung berapi setinggi 3.332 meter itu naik status menjadi siaga (level III). Karena itu, pemerintah Kecamatan Songgon sudah menyiapkan skenario pengungsian lebih dini.

Desa Sumberarum di Kecamatan Songgon menjadi prioritas jika sewaktu-waktu gunung berapi terbesar se- Pulau Jawa itu meletus. Sebab, permukiman desa tersebut termasuk paling dekat dengan puncak gunung yakni jaraknya sekitar 14 kilometer. Ada beberapa dusun yang tinggal di kaki gunung tersebut. Antara lain, daerah Bejong, Dani, Kampung Anyar, dan Mangaran.

Jalan menuju ke beberapa dusun tersebut juga terbilang sulit. Karena itu, pemerintah sudah mulai melakukan penentuan rute untuk evakuasi dan sebagainya. Beberapa ketua rukun tetangga (RT) juga sudah mendapatkan tugas masing-masing bila sewaktu terjadi bencana. Misalnya, untuk memudahkan koordinasi, satu orang akan menjadi naungan bagi sepuluh kepala keluarga (KK).

Kegiatan penanggulangan bencana memang sudah seharusnya dilalui secara bertahap. Tahapan itu bisa berupa upaya pencegahan dan kesiagaan sebelum terjadinya bencana. Inilah yang lazim disebut sebagai masyarakat tanggap bencana. Ketika bencana tak terelakkan terjadi, langkah yang ditempuh adalah langkah cepat penyelamatan para korban.

Setelah semua itu berlalu, langkah terakhir adalah rehabilitasi dan rekonstruksi setelah terjadi bencana. Upaya penyelamatan korban dan langkah rehabilitasi sudah biasa dilakukan pemerintah saat terjadi bencana. Yang masih terasa kurang gaungnya, adalah upaya pencegahan dan kesiagaan sebelum terjadinya bencana. Karena itu tak ada salahnya, pendidikan tanggap bencana mulai dilakukan pada seluruh masyarakat secara merata sejak dini. (radar)