Peringati Hari Sumpah Pemuda di Pantai Boom
BANYUWANGI – Ada banyak cara dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda. Tak hanya mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda, tapi juga bisa dengan cara memberikan teladan yang baik kepada generasi muda. Itu yang dilakukan ratusan warga dari lintas elemen di Pantai Boom sore kemarin.
Mereka memperingati Sumpah Pemuda dengan cara melepasliarkan 245 ekor tukik di pesisir Selat Bali. Menariknya, pelepasan anak penyu itu diikuti pemuda, pejabat, pengusaha, wakil rakyat, TNI, Polri, perbankan, budayawan, dan lain-lain.
Tidak hanya itu, pemuka agama dan suku di Banyuwangi juga diajak mengantar hewan mungil itu ke lautan agar tetap lestari. Menariknya lagi, para pemuda yang melepas tukik itu mengenakan pakaian adat Nusantara; ada Jawa, Sunda, Bali, Batak, Betawi, dan Papua.
Kegiatan itu diprakarsai Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) bekerja sama dengan Jawa Pos Radar Banyuwangi dan BBKSDA. Panitia sengaja mengajak semua elemen masyarakat di Banyuwangi turut serta berperan dalam pelestarian hewan yang sudah ada sejak 200 tahun lalu itu. Dalam kegiatan itu, pihak penyelenggara mengusung tema “Pelepasliaran Tukik Kebangsaan Bhinneka Tunggal Ika”.
Pembina BSTF, Wiyanto Haditanodjo, mengatakan tema itu dipilih untuk menegaskan bahwa dalam melestarikan kekayaan alam khususnya penyu di Banyuwangi memang harus dilaksanakan secara bersama-sama. Dengan dilaksanakan secara bersama-sama, diharapkan upaya penyelamatan hewan yang sudah mulai punah itu lebih mudah.
”Semangat kepemudaan juga harus ditanamkan kepada semua orang tanpa membeda-bedakan,” kata pria yang akrab disapa Wiwit itu. Ketua BSTF, Vina Haditanodjo, menambahkan empat jenis penyu dari tujuh jenis penyu di dunia mendarat di Banyuwangi.
Dengan garis pantai di Bumi Blambangan yang mencapai 175 km, semua sangat berpotensi didatangi penyu yang mendarat untuk bertelur. ”Sebagian besar memang tempat berkembang biak penyu secara alami. Ini potensi besar bagi Banyuwangi,” kata Vina.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Pemkab Banyuwangi, I Ketut Kencana, mewakili Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan kegiatan BSTF bersama BBKSDA itu sejalan dengan yang dilakukan pemerintah dalam hal pengembangan pariwisata.
”Selain sebagai upaya pelestarian, keberadaan tukik bisa dijadikan objek wisata di Banyuwangi. Mudah- mudahan kegiatan ini terus berlanjut,” jelasnya. Sementara itu, dalam pelepasliaran tukik di Pantai Boom kemarin bisa dikatakan lebih meriah dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Pesertanya mencapai ratusan orang. Deretan pelepasan tukik memanjang 100 meter lebih di garis Pantai Boom. Para pelepas tukik yang menggunakan pakaian adat dari seluruh Indonesia ini juga menambah semarak kegiatan lepas tukik di Pantai Boom, sore kemarin. (radar)