Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mahasiswa Trisakti Wisata Arsitektur ke Banyuwangi

Foto: merdeka
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: merdeka

BANYUWANGI – Komitmen Banyuwangi untuk membangun kotanya dengan melibatkan arsitek menjadikan daerah ini sebagai jujugan wisata arsitektur.

Dilansir dari Merdekacom, berbagai lembaga, peminat arsitektur, hingga kampus mendatangi Banyuwangi untuk melihat penerapannya.

Kali ini rombongan mahasiswa dari Fakultas Arsitektur Lanskap dan Tekonologi Lingkungan Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi) dipimpin langsung dosennya yang juga pengamat perkotaan, Yayat Supriyatna datang ke Banyuwangi.

Yayat mengatakan, Banyuwangi dinilai layak dikunjungi karena perkembangannya yang pesat dalam beberapa tahun terakhir diiringi dengan keterlibatan arsitek.

“Banyuwangi berhasil mengorganisasikan pemerintahnya untuk menata kotanya dengan baik,” kata Yayat saat ditemui Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Senin (9/9/2019).

“Mahasiswa yang selama ini hanya mendapatkan teori dari kampus, kami ajak turun ke lapangan untuk melihat bagaimana mengembangkan wilayah yang terkonsep,” imbuhnya.

Bagaimana arsitek dilibatkan dalam perencanaan kota serta bagaimana tata kotanya bisa mendukung program pariwisatanya. Hal inilah diakui Yayat, yang mengingspirasi pihaknya untuk belajar ke sini.

Selain itu, dengan mengunjungi Banyuwangi mahasiswanya juga bisa belajar langsung pada Bupati Anas sebagai kepala daerah yang dinilainya telah berhasil melakukan penataan kota dengan baik.

“Baginya kami, Pak Anas adalah guru yang ilmunya sangat banyak dengan ide-ide bagus pada masalah tata kota serta penuh inspirasi,” tutur Yayat.

“Bahkan, setiap saya mendengar berita selalu penasaran mengenai apa lagi yang baru di lakukan Banyuwangi,” imbuhnya.

Selama di Banyuwangi, mahasiswa tersebut mengunjungi sejumlah bangunan yang dibangun dengan melibatkan arsitek. Seperti Bandara Banyuwangi, kawasan pendopo, hingga destinasi wisata.

Sementara itu, Bupati Anas menyampaikan bahwa ikhtiar pemkab membangun Banyuwangi bersama arsitek ternyata membuahkan hasil di sisi lain.

Tidak hanya penggiat arsitektur maupun mahasiswa, sejumlah pemerintah kabupaten dan kota dari berbagai provinsi juga datang untuk studi penerapan pembangunan yang mengadopsi arsitektur khas lokal.

“Selain mengoptimalkan fungsi bangunan maupun lansekap untuk kepentingan pelayanan publik, ternyata juga mampu menarik minat orang untuk datang ke Banyuwangi,” ujar Bupati Anas.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah arsitek yang karyanya sudah lintas negara memang dilibatkan membangun Banyuwangi, mulai Andra Matin, Budi Pradono, Adi Purnomo, hingga Yori Antar.

Mereka mengembangkan ruang terbuka hijau, terminal bandara, fasilitas pendidikan, stadion, pasar tradisional, pendopo, hingga lansekap destinasi wisata.

“Saya ucapkan terima kasihnya kepada para arsitek, karena mereka mempunyai dedikasi tulus mengembangkan daerah lewat arsitektur,” kata Bupati Anas.

Banyuwangi juga mewajibkan bangunan baru berskala besar untuk memasukkan unsur budaya lokal dalam arsitekturnya, seperti hotel hingga gedung perkantoran.

“Ini sebagai upaya menitipkan kebudayaan Banyuwangi agar lestari,” imbuh Bupati Anas.

Maka di Banyuwangi saat ini bisa melihat hotel berbintang memasukkan batik bermotif Gajah Oling dalam arsitekturnya. Bahkan, pabrik kereta milik INKA terbesar di Asean yang tengah dibangun di Banyuwangi, juga menggunakan arsitektur khas Banyuwangi.