Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Marak Aksi Teror, Keamanan Ponpes Darussalam Blokagung Diperketat

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TEGALSARI – Maraknya aksi teror yang menyasar tempat ibadah dan pondok pesantren di sejumlah daerah akhir-akhir ini membuat kalangan pesantren mulai mengantisipasi. Di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi, kini memperketat pengamanannya dengan menyiagakan para santri khusus.

Di pesantren dengan 6.000 santri itu juga mulai dipasang CCTV di sejumlah titik. “Kita ikhtiar saja,” cetus juru bicara Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Indy Najmu Tsakib.

Menurut keponakan pengasuh Pesantren Darussalam, KH Ahmad Hisyam Syafaat yang biasa disapa Gus Endik itu, seluruh jajaran keamanan di lingkungan pesantren sudah diberi pembekalan. Itu untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan. Dan itu juga dilakukan kepada semua keluarga pesantren. “Keamanan sudah kita kumpulkan dan kita rapatkan,” jelasnya.

Gus Endik menuturkan, peningkatan pengamanan ini salah satunya dengan menambah jadwal patroli keliling. Di samping itu, filter tamu yang masuk ke area pesantren juga semakin diperketat. Selain itu, di sejumlah titik masuk juga dipasangi CCTV. “Jadwal patroli malam ditambah, tapi tidak ada penambahan petugas,” jelasnya.

Penguatan keamanan ini juga dilakukan dari sisi batiniyah. Pengaman model ini menurut Gus Endik lebih bersifat mencegah dan bersifat umum. Sehingga bisa menjaga keamanan di semua lingkungan, tidak hanya di dalam pesantren.

“Keamanan terbaik itu kan jika orang yang mau berniat macam- macam, akhirnya memutuskan tidak jadi,” ungkapnya.

Gus Endik menambahkan, meski ada perubahan dan peningkatan kewaspadaan,  semua aspek pengamanan ini bersifat tertutup. Sehingga secara kasat mata tidak terlihat adanya perbedaan dengan hari sebelumnya. “Kalau siang ya masih sama, semua orang bisa keluar masuk dengan bebas,” jelasnya.

Semua upaya ini, jelas dia, dilakukan secara wajar, tanpa melibatkan santri diniyah. Sehingga, proses kegiatan belajar santri tidak terganggu dan semua aktivitas bisa berjalan normal. “Ini khusus saja, santri tetap biasa, dan mereka tidak ada yang tahu,” pungkasnya.