Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Masih Tersisa Sepuluh Lokalisasi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Jumlah lokalisasi di Banyuwangi terus menyusut. Awalnya, lokalisasi pe-lacuran di Bumi Blambangan mencapai 14 lokasi, dan kini tinggal tersisa 10 lokasi. Menyusutnya jumlah lokalisasi itu, bukan semata-mata karena ditutup pemerintah. Sebagian besar lokalisasi itu gulung tikar, karena keinginan warga yang tinggal di lokalisasi.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Banyuwangi, Iskandar Azis mengatakan, pemerintah daerah menargetkan Banyuwangi bersih dari lokalisasi. Untuk mencapai target itu, pemerintah daerah akan melakukan secara bertahap dengan cara-cara yang lebih manusiawi. “Tahun ini, kita targetkan jumlah lokalisasi berada di bawah angka sepuluh unit,” kata Iskandar.

Program pemberdayaan pekerja seks komersial (PSK) yang digalakkan pemerintah daerah, cukup berdampak pada eksistensi mereka. Program itu men-dorong para PSK yang dengan kesadaran sendiri banyak meninggalkan profesi haram itu. Saat ini, kata Iskandar, banyak eks PSK yang sudah menjalani kehidupan yang lebih bermartabat.

“Mereka ada sudah memiliki pendapatan tetap sejak meninggalkan profesi sebagai PSK,” tegas Iskandar. Selain itu, mereka juga banyak yang dengan kesadaran sendiri membangun kehidupan baru dengan pasangan masing-masing. Bahkan, beberapa PSK banyak yang sudah menyatakan sanggup untuk menikah jika ada jodoh. “Pada kita, mereka terang-terangan menyampaikan keinginannya untuk menikah,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil pengecekan di lapangan, sebagian besar lokalisasi sudah tidak ada penghuninya. Ini terjadi sejak adanya kebijakan Bupati Abdullah Azwar Anas untuk memulangkan PSK yang berasal dari luar kota. Saat ini, paraPSK yang tinggal di lokalisasi adalah warga Banyuwangi. Kalau ada war luar kota yang menjalani profesinya di lokalisasi, langsung di pulangkan ke daerah asalnya.

Kalau PSK luar kota berpraktik di lokalisasi Banyuwangi, pilihannya hanya ada dua. Yakni, pulang dengan kesadaran sen diri atau di pulangkan secara paksa pemerintah daerah. “Ja ngan sekali-kali ada PSK luar kota berpraktik di Banyuwangi. Pasti kita pulangkan,” tambahnya. (radar)