Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Menunggu Honor, Ferdinand Sinaga Main Tarkam

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Kasus tunggakan pembayaran terhadap dua pemain rekrutan Persewangi, Ferdinand Sinaga dan Slamet Nur Cahyo, akhirnya menemui titik terang. Setelah sempat tidak dibayar, dua pemain tersebut akhirnya beres dan bisa pulang ke kampung halaman masing-masing.

Sebelumnya, dua pemain tersebut tertahan di Banyuwangi gara-gara hak mereka belum dibayar manajemen. Padahal, gaji rekan-rekannya setim sudah klir. Karena sudah dibayar, para pemain pun angkat kaki. Ferdinand Sinaga pusing tujuh keliling.

Nah, sambil menunggu realisasi pencairan, pemain terbaik ISL musim lalu itu rela bermain tarkam (antar kampung)  yang digeber di lapangan Concrong, Kecamatan Rogojampi. Meski honornya tidak terlalu gede, tapi dana tersebut bisa dijadikan modal tambahan untuk pulang ke Makassar.

Tetapi, persoalan pemain bintang tersebut jelas menjadi tamparan bagi Persewangi. Sisa tunggakan yang menjadi hak Ferdinand Sinaga mencapai Rp 6 juta. Dia baru bisa menikmati hasil keringatnya sendiri kamis lalu (6/8).

‘’Alhamdulillah sudah dibayar manajemen,’’ kata asisten pelatih Persewangi, Imam Hambali, kemarin. Imam Hambali mengatakan, pihaknya terus menemani pemain yang bersangkutan. Sebab, secara psikologi, Ferdinand Sinaga shock. ‘’Untungnya semua sudah selesai dan dia pulang lewat bandara Ngurah Rai, Denpasar,”  tandasnya.

Seperti diketahui, turnamen segi empat bertajuk Sunrise of Java Cup (SoJC) 2015 berakhir. Rangkaian teknis pertandingan selama enam hari sejak tanggal 29 hingga 3 Agustus lalu, berlangsung nyaris tanpa hambatan.

Namun secara finansial, panitia pelaksana  (Panpel) mengalami  rugi besar karena tidak ada sponsor utama. Tiket penonton yang menjadi andalan untuk menutup biaya penyelenggaraan, ternyata tidak sesuai harapan. Akibatnya,  panpel dipaksa gigit jari.

Bahkan, panpel masih menanggung utang di berbagai pihak hingga kemarin. Tanggungan utang tersebut masih belum terbayar. Salah satunya yang menjadi korban adalah Persewangi. Gara-gara pembayaran untuk  match fee pertandingan belum  klir, dua pemain rekrutan The Lasblang, (Laskar Blambangan) yaitu Ferdinand Sinaga dan Slamet Nur sempat gigit jari.

Dua pemain tersebut belum mendapatkan sebagian honor dari even tersebut. Hanya, belum diketahui secara persis kekurangan yang belum terbayar. Yang pasti, keduanya masih tertahan di Bumi Blambangan sambil menunggu realisasi pencairan.

Sekadar tahu, Persewangi  mendapatkan match fee senilai  Rp 35 juta untuk sekali bertanding. Jika dikalkulasikan, Merah hitam terima dana total senilai  Rp 105 juta. Rinciannya melawan Bali United Pusam, Indonesia All Star, dan Arema.

Untuk pertandingan perdana melawan Indonesia All Star, Persewangi tuntas tanpa kendala.  Tapi, masalah mulai mengemuka ketika pertandingan kedua melawan Bali United Pusam. Dana yang dibayar hanya senilai Rp 10 juta. Sedangkan, pertandingan melawan Arema terbayar Rp 20 juta.

Otomatis, dana yang belum direalisasikan total senilai Rp 40 juta. Setiap pemain mendapatkan jatah bervariasi. Untuk pemain  inti, mereka dibayar Rp 1 juta. Sedangkan pemain pengganti  dapat honor Rp 750 ribu. Pemain lain yang tidak turun lapangan menerima gaji senilai Rp 500 ribu.

Dana itu di luar pengeluaran untuk honor Slamet Nur Cahyo dan Ferdinand Sinaga. Kedua pemain tersebut mendapatkan jatah yang lebih dari pemain lain. Cuma dalam draf kontrak, dana Rp 35 juta itu Persewangi harus menyertakan tiga pemain, yaitu Ferdinand Sinaga, Slamet Nur Cahyo, dan Oktavio Dutra. Namun, nama terakhir tidak ada. (radar)