Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Meski Dilarang, Nelayan Pemburu Benur Masih Marak

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Perahu tradisional milik nelayan dengan alat tangkap benur berjejer di sekitar Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, kemarin (9/5).

PESANGGARAN – Meski dilarang, para nelayan yang mencari benur ternyata masih cukup banyak. Perahu tradisional yang dilengkapi alat tangkap benur, berjejer di sekitar Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (9/5/2018) kemarin.

Perburuan benur itu sendiri sudah dilarang oleh pemerintah melalui Peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Permen KKP) nomor 1 tahun 2015, tapi para nelayan masih terus mencari anak lobster tersebut.

Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, hampir semua perahu tradisional yang bersandar di pantai Laut Selatan itu, ada alat tangkap benur berupa jaring dan kain yang sudah dimodifikasi. Oleh nelayan, alat tangkap itu disebut pocongan atau jaring kipas.

“Seharusnya penangkapan benur dibolehkan, asal tidak dijual ke luar negeri dan harus di budidayakan di dalam negeri. Karena kita juga bisa mengembangkan lobster,” ujar Wagito, 48, nelayan Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung.

Menurut Wagito, mencari benur itu cukup menjanjikan. Dan itu, bisa menambah penghasilan para nelayan. Seekor benur jenis pasir, harganya antara Rp 4.000 hingga Rp 8.000. “Dalam semalam, nelayan bisa menangkap 300 ekor sampai 500 ekor benur,” katanya.

Saat bekerja, terang dia, satu nelayan bisa melepas delapan hingga 10 alat tangkap. Dengan mencari benur itu, penghasilan nelayan minimal Rp 1,5 juta per hari. Sementara nelayan yang mencari ikan, hanya ratusan ribu saja per hari. “Tentu banyak nelayan yang tergiur dan beralih mencari benur,” ujarnya.

Sementara itu, Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Suhartaya melalui Komandan Unit (Danunit) Intelejen Lanal Banyuwangi, Lettu Gunawan mengatakan, saat ini anggotanya sudah berulangkali melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada nelayan untuk tidak mencari benur.

Anggota TNI AL beserta Polair, terang dia, telah melakukan penindakan dan penyitaan jaring milik nelayan yang melanggar ketentuan.

“Kebanyakan nelayan wilayah Banyuwangi Selatan yang banyak melakukan penangkapan benur, jika ditindak para nelayan berontak. Untuk mengatasi, saat ini kami melakukan penindakan terhadap pengepul benur,” ungkapnya.