Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Minapadi, Integrasikan Pertanian dan Perikanan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Untuk meningkatkan produksi ikan di Banyuwangi, Dinas Perikanan segera mencanangkan program  intensifikasi gerakan minapadi, yakni sistem pemeliharaan ikan yang terintegrasi dengan penanaman padi di sawah (mix farming).

“Rencananya, program itu akan dimulai tahun depan,” ujar Kepala Dinas  Perikanan dan Kelautan, Pudjo Hartanto, melalui Kabid Budidaya Perikanan, Suryono Bintang Samudra. Program tersebut selain menguntungkan petani dari segi pendapatan juga membantu mengatasi hama tanaman.

Hal tersebut karena simbiosis mutualisme  yang terjadi antara padi dan ikan. “Ikan di sawah bisa memakan hama.  Kotoran ikan bisa diserap padi sebagai nutrisi,” ungkapnya. Ikan yang dibudidaya  bisa sejenis lele, nila, dan tombro. Ada tiga pola penanaman minapadi,  yakni tumpangsari.

Maksudnya, ikan  dibudi daya bersama padi. Kemudian,  penyelang atau membudidayakan ikan di sawah pada sela musim tanam dan  palawija atau budi daya ikan bersama tanaman palawija. Sistem minapadi sudah diterapkan sejumlah petani di Banyuwangi.

Namun, rencananya Dinas Kelautan akan mengembangkan sistem minapadi seluas  115 hektare di sejumlah wilayah yang memiliki sumber daya air cukup. “Salah satu syarat minapadi adalah ketersediaan air yang cukup. Jika melihat potensi wilayah, rencananya minapadi  akan dikembangkan di daerah sentra  air cukup, seperti Glenmore, Kalibaru, Tegalsari, Sempu, Singojuruh, dan lain-lain,” ungkapnya.

Untuk mewujudkan program minapadi tersebut, Suryono  mengatakan dirinya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pertanian guna mengintegrasikan kelompok pertanian  (poktan), kelompok budi daya ikan (pokdakan), dan himpunan petani pengguna air (HIPPA).

Dengan integrasi yang baik antara tiga  kelompok tersebut, kendala di lapangan  seperti kekurangan air dan keamanan  bisa diatasi bersama. “Kendala yang paling  pokok sebenarnya adalah keamanan.  Sebab, ikan terletak di sawah terbuka  sehingga rentan pencurian.

Belum lagi masyarakat yang memanen ikan dengan  cara yang tidak ramah lingkungan, seperti  potas dan alat setrum,” ungkapnya. Sementara itu, program untuk memberdayakan  perikanan di Banyuwangi salah satunya adalah dengan revitalisasi  tambak.

Luas tambak bongkor yang akan direvitalisasi sekitar 610 hektare. Revitalisasi dilakukan bertahap. Pada tahun 2015 tambak bongkor tersebut bisa direvitalisasi seluas 210 hektare. Sisanya, seluas 400 hektare, akan diselesaikan  hingga tahun 2020. (radar)

Kata kunci yang digunakan :