GLENMORE – Pencarian manik-manik yang dipercaya peninggalan masa lampau di lahan bekas kebun karet di Kebun Glenmore, Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, mendapat perhatian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi.
Sejumlah petugas dari Disbudpar Banyuwangi yang dipimpin Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Choliqul Ridha, meninjau lokasi yang kini digali warga itu. “Kami sudah datang ke lokasi bersama arkeolog,” kata Choliqul Ridha. Hasil kajian sementara, terang dia, di lokasi itu dulu ada kehidupan dan dimungkinkan banyak peninggalan. Makanya, pihaknya langsung berkoordinasi dengan direksi perkebunan.
“Kami minta penggalian dihentikan,” ujarnya. Untuk mengetahui pasti tentang barang peninggalan di lokasi Kebun Glenmore itu, masih kata dia, pihaknya akan mengundang arkeolog dari Trowulan, Mojokerto, untuk meneliti lebih dalam. “Sementara manik-manik itu memang dianggap barang kuno,” cetusnya.
Ridha berharap masyarakat mau mengerti dan menaati larangan yang dibuat itu. Sebab, manik-manik itu termasuk barang yang harus dilindungi. “Itu bagian dari benda cagar budaya yang harus diamankan,” ungkapnya. Dengan serius Ridha minta masyarakat paham benda-benda bersejarah itu akan lebih bermanfaat jika disimpan di museum. Selain itu, para pengepul diminta memberi pengertian.
“Kami akan berupaya memberi tali asih kepada warga yang menemukan,” janjinya. Sementara itu, manajer Kebun Glenmore, Supeno, mengatakan kebun sebenarnya tidak memberi kebebasan warga mencari manik-manik di daerahnya. “Tidak benar kalau kami mengizinkan,” katanya.
Dalam pencarian manik-manik itu, terang dia, kebun sebenarnya mengalami kerugian. Sebab, dengan banyak digali sampai dalam itu tidak sedikit bebatuan yang ada di dalam tanah naik ke permukaan. “Kerugian lahan digali, bebatuan jadi berserakan,” ucapnya.
Seperti diberitakan Jawa Pos Radar Genteng sebelumnya, puluhan warga yang tinggal di sekitar Kebun Glenmore, Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, berburu hiasan manik-manik yang dipercayai peninggalan zaman prasejarah. Untuk berburu barang berharga itu, warga yang berkelompok itu membuat lubang cukup besar dan dalam di lahan bekas tanaman karet. Pencarian manik-manik itu dilakukan sejak pagi hingga malam hari.
“Mencari manik-manik itu kita lakukan sejak sebulan lalu,” kata Taufan, 32, pemburu manik-manik asal Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore. Berburu manik-manik itu, terang dia, sebenarnya hanya kegiatan sambilan. Itu dilakukan untuk mengisi kekosongan waktu karena kegiatan di kebun sedang sepi. “Kita mencari manik-manik sambil menunggu kegiatan kebun dimulai,” ujarnya. (radar)