GENTENG-Santernya pemberitaan tentang penangkapan tuyul di rumah Jumiran di Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, mengusik ketenangan anggota tim yang ikut melakukan penangkapan bersama Jumiran dan putrinya, Galih Raka Kinasih.
Salah satu anggota tim yang ikut menangkap tuyul, Ali Muhsin, 28, asal Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng, meminta penangkapan tuyul itu tidak dibesar-besarkan. “Itu memang ada dan tidak perlu diributkan,” katanya.
Ali mengaku ikut dalam tim untuk menangkap tuyul, karena merasa kasihan dengan Jumiran yang mengaku sering kehilangan uang. “Galih itu punya kemampuan, kalau tidak dijelaskan kasihan dia, nanti dikira bohong,” ujarnya. Saat menangkap tuyul itu, terang dia, perannya hanya sebatas menarik tuyul untuk masuk ke tubuh orang yang dijadikan perantara.
“Setelah masuk ke tubuh, saya keluar ruangan,” ucapnya. Diakui oleh Ali, fenomena seperti ini memang rawan dengan kontroversi dan isu yang liar. Hanya saja, terkait proses penangkapan itu jika ada yang tidak percaya, dirinya siap membuktikan.
“Asal ada orang yang siap jadi medianya, kita bisa buktikan,” terangnya. Terkait keberadaan tuyul di dalam botol, dia mengungkapkan selama kasus pencurian uang sudah tidak ada lagi, baginya itu selesai. “Kasus penangkapan tuyul itu selesaikan sampai sini, yang penting tidak ada lagi yang kehilangan uang,” ungkapnya. (radar)