Dalam Misa Paskah ini, dilakukan dengan penyalaan lilin sebagai simbol cahaya Yesus. Di akhir acara, seluruh umat juga mengikuti komuni, yakni setiap umat Katolik mendapat hosti dan anggur yang disimbolkan tubuh dan darah Yesus.
Selain mengikuti rangkaian acara yang sudah terjadwal di Gereja. Umat Katolik yang datang juga membawa berbagai kue dan makanan sebagai bentuk syukur. “Ini kembali pada umat,” ujar Lenardus Joko, 43, warga Desa Genteng Wetan.
Sebagai pengikut Yesus, dia berharap melalui misa ini kebangkitan Yesus bisa menjadi penanda damai bagi semua orang, terutama bagi umat Kristiani. (radar)