Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Misteri Relief Ibu Memeluk Anak di Air Terjun Kedung Lowo

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

misteri-relief-ibu-memeluk-anak-di-air-terjun-kedung-lowo

KEANEHAN mengiringi proses pencarian korban arung jeram yang tenggelam di Sungai Kedung Lowo. Selain tempatnya dikenal angker, di sekitar Kedung Lowo terdapat relief seorang ibu sedang  menggendong anaknya. Relief tersebut ditemukan di sisi selatan bibir air terjun yang  terletak di Dusun Ledok, Desa Jelun, Kecamatan Licin, tersebut.

Kalau dilihat dari dekat tidak terlihat jelas bentuk relief tersebut. Namun, jika dipandang dari kejauhan tempak seorang  ibu sedang memeluk anaknya. Tangan si ibu memegang pinggang si anak yang rambutnya dikuncir.  Hasil jepretan fotografer Jawa  Pos Radar Banyuwangi dan disertai analisis sederhana, relief itu berasal dari kerak batu yang  mengeras secara alami.

Relief itu sangat terlihat jelas menggambarkan ibu yang sedang menggendong anak perempuannya. Keanehan juga dirasakan warga saat ikut membantu proses pencarian. Karena tidak kunjung ditemukan, warga setempat juga meminta bantuan paranormal di sekitar lokasi kejadian.

Dalam  petunjuk paranormal tersebut, di instruksikan kepada warga untuk melakukan ritual di sekitar Kedung Lowo dengan harapan jenazah korban segera ditemukan.  Ritual itu meliputi peletakan batu berwarna hitam dan sesaji serta dupa di tepi Kedung Lowo.

Terlepas percaya atau tidak, satu jam setelah ritual, tubuh Rita Marta Ayu muncul ke permukaan Kedung Lowo. Kanit Reskrim Polsek Licin, Aiptu Hendrika, membenarkan hal  tersebut. Keterangan yang dihimpun dari Ilyas, 50, warga yang pertama kali menemukan korban, ritual tersebut merupakan petunjuk dari paranormal.

Warga berinisiatif  meminta bantuan paranormal lantaran heran dengan belum  ditemukannya tubuh korban meski sudah dilakukan penyelaman beberapa kali oleh tim SAR. ”Menurut paranormal, ritual harus dilakukan pukul 02.00. Warga harus meletakkan batu  hitam dan sesaji di sekitar TKP.   Alhamdulillah, tepat pukul 03.30,  korban akhirnya ditemukan mengambang tidak bernyawa  dengan posisi tengkurap di sisi  utara Kedung Lowo. Yang pertama kali mengetahui Pak Ilyas, warga  setempat,” ungkap Hendrika.

Ritual ini diyakini warga memiliki peran penting atas ditemukannya korban. Hanya selang beberapa jam setelah ritual,  tubuh Rita akhirnya mengambang dengan sendirinya ke permukaan  air. Warga juga mempercayai ritual ini harus dilakukan lantaran daerah sekitar Kedung Lowo ini  memang terkenal sangat angker.

Hal ini dijelaskan oleh Khomaidi,   Kepala Dusun Srampon, Desa Segobang, Licin. Dia mengungkapkan, area sekitar Kedung Lowo ke barat merupakan “daerah terlarang” bagi warga setempat. Sejak zaman dahulu warga tidak pernah ada yang berani  melakukan kegiatan sehari-hari di  sekitar Kedung Lowo.

”Orang sekitar tidak ada yang berani datang di  lokasi itu. Katanya tenget (angker). Dari cerita nenek moyang, di sana  ada penunggunya. Penunggunya sidat berukuran sangat besar,” ungkapnya. (radar)