Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Muara Sungai Kalilo Bakal Dinormalisasi, Begini Konsepnya

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi akan melakukan normalisasi muara Sungai Kalilo yang berada di kawasan Pantai Marina Boom untuk mengantisipasi banjir.

Dilansir dari banyuwangikab.go.id, kegiatan itu dilakukan dengan melakukan penataan kawasan mangrove dan pembuatan alur sungai (normalisasi) di muara pantai karena telah mengalami sedimentasi akut yang menyebabkan aliran sungai terhambat.

Hal tersebut, disampaikan oleh Asisten Administrasi Umum Pemkab Banyuwangi Guntur Priambodo yang juga Plt Kepala Dinas Pengairan Banyuwangi saat meninjau areal muara Sungai Kalilo, Senin (16/12/2019).

“Normalisasi sendiri bakal dilakukan pada 2020,” ungkap Guntur.

“Banyuwangi memiliki siklus banjir 25 tahunan yang debit airnya bisa mencapai 250 meter kubik per detik di Sungai Kalilo. Sedangkan saat ini, akibat sedimentasi, daya tampungnya hanya 50 m3/detik,” paparnya.

Hal ini dinilainya perlu diantisipasi dengan melakukan normalisasi di muara Sungai Kalilo yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami sedimentasi dan penyempitan. Normalisasi bakal dilakukan dengan membuat kembali alur sungai hingga ke bibir pantai.

“Dewasa ini, kondisi muara tersebut banyak ditumbuhi oleh pohon Mangrove. Sehingga semakin mempercepat proses sedimentasi dan penyempitan aliran sungai,” kata Guntur yang juga doktor teknik lingkungan lulusan ITS Surabaya tersebut.

“Dalam kajian ilmiah yang kita lakukan, sebenarnya tidak seharusnya mangrove ditanam di muara sungai,” imbuhnya.

Apalagi jenis pantai di Boom ini bukan pantai yang mudah abrasi. Tetapi, pantai yang membawa sedimen, baik dari atas melalui Kalilo, atau dari angin utara Australia yang membawa pasir.

Meski demikian, Guntur menegaskan, normalisasi dilakukan dengan tidak memotong pohon mangrove yang telah ada.

“Kami akan membuat aliran sungai selebar 15 meter dari plengsengan yang telah ada. Serta melakukan penataan pohon mangrove untuk pembuatan aliran sungai itu,” ungkap Guntur.

Dia menegaskan dalam hal ini bukan memotong ribuan mangrove namun membuat aliran sungai baru selebar 15 meter ke arah utara. Tumbuhan mangrove yang ada akan ditata sehingga bisa menjadi destinasi wisata.

“Pemkab Banyuwangi bersama Pelindo Properti Indonesia (PPI) yang selama ini melakukan pengelolaan Pantai Boom akan membuatkan jalur tracking untuk memudahkan penataan aliran sungai yang bakal dibuat,” papar Guntur.

Sementara itu, menurut Kepala Rukun Warga di Lingkungan Ujung, Kelurahan Kampung Ujung, Dwi Sasongko, daerah muara Sungai Kalilo dulunya adalah tempat yang luas dengan genangan air yang cukup dalam. Lebih-lebih setelah dibangun plengsengan di sampingnya.

“Hal tersebut, semakin membuat muara Sungai Kalilo tertata. Tapi pada 2010, terdapat program penanaman mangrove di Pantai Boom yang bantuan bibitnya dari Pemprov Jatim,” kata Dwi Sasongko.

Penanaman itu kemudian merambat masuk hingga ke muara Sungai Kalilo yang kemudian sedimennya menumpuk.

“Dari beragam keluhan masyarakat tersebut dan kajian ilmiah secara komprehensif, akhirnya Pemkab Banyuwangi akan melakukan normalisasi aliran muara Sungai Kalilo,” pungkasnya.