Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mulut Harum Selama Berpuasa Dambaan Setiap Insan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SELAMAmenjalankan ibadah puasa, masalah bau mulut seringkali menimbulkan ketidaknyamanan. Masalah yang kerap terjadi menjadi hambatan dalam pergaulan dan membuat minder. Saat berpuasa, produksi air liur dalam mulut dan dalam saluran pencernaan berkurang, sehingga menjadi lebih kering. Akibatnya, timbul halitosis atau bau mulut.

Ketika tubuh kita kekurangan asupan karbohidrat, maka kondisi ini akan memicu terjadinya ketosis, yaitu proses pembakaran lemak sebagai energi. Dan, proses ketosis inilah yang menyebabkan terbentuknya zat keton yang memiliki bau tak sedap, dan akan keluar dari rongga mulut saat kita bernafas dan berbicara.

Parahnya lagi, bakteri-bakteri yang ada di dalam mulut juga akan memproduksi zat sulfur (bahan utama penyebab bau mulut) lebih banyak, ketika dicampurkan dengan makanan dengan kandungan protein yang tinggi (Paul Bussman, DDS, the Academy of General Dentistry). Sedangkan penyakit gigi dan mulut penyebab napas tak segar, di antaranya gigi berlubang, radang gusi, gingivitis, karena karang gigi, dan periodontitis.

Ketika berpuasa, kadar air liur menurun, karena tidak ada makanan yang masuk dan gerakan mengunyah. Demikian pula makanan yang kita konsumsi pada waktu sahur berpengaruh terhadap bau mulut di sepanjang hari puasa. Menurut Dr. Samuel Oentoro, MS, meski badan dalam keadaan sehat dan bugar, gangguan sosial kerap dial-ami oleh orang yang sedang berpuasa, yaitu bau mulut. Hal ini dimungkinkan, karena sejak batas imsak saat menjelang subuh hingga berbuka ketika maghrib, lambung dalam keadaan kosong.

Selain itu, Dr. Rosa dari Klinik Prorevital mengatakan bahwa keadaan lambung kosong serta hawanya yang keluar lewat mulut menimbulkan bau tak sedap. Terlebih bila orang itu mengalami sakit maag. Bau yang keluar akan lebih me-nyengat. Sebenarnya dalam keadaan nor-mal saja mulut kita penuh dengan bakteri. Bakteri-bakteri itulah yang menyebabkan bau mulut. Mulut menjadi tidak bau karena terbilas oleh air dan makanan ketika kita tidak berpuasa.

Mengonsumsi terlalu banyak makan yang beraroma seperti bawang putih pun mengakibatkan bau mulut. Sebenarnya bau mulut saat menjalankan puasa tak perlu dirisaukan. Ada beberapa tips sederhana mencegah bau mulut selama puasa. Yang pertama adalah menjaga kesehatan gigi dan mulut. Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menggosok gigi dan lidah secara benar. Bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi.

Jika menggunakan cairan kumur, jangan memakai cairan dengan kandungan alkohol di atas 25 persen, karena memicu risiko kanker rongga mulut. Selain itu, gosok gigi dan flossingsetiap selesai makan. Jangan lupa untuk membersihkan lidah dengan tongue scraperatau pembersih lidah yang mampu membantu menghilangkan partikel-partikel yang bersemayam di balik lidah kita yang merupakan zona “panas” pembentukan sulfur.

Menyikat gigi ketika berpuasa tidak ada larangan, bahkan tidak membatalkan puasa. Ini diperkuat dengan hadits yang disampaikan oleh Amir bin Rabi’ah, yang disebutkan dalam kitab-kitab sunan. Ia mengatakan, “Aku melihat Rasulullah berkali-kali menggunakan siwak ketika beliau sedang berpuasa”. Sebenarnya menyikat gigi tidak menghilangkan bau mulut orang berpuasa, karena bau mulut orang yang berpuasa bukanlah berasal dari gigi atau mulutnya, tetapi dari perutnya.

Kosongnya lambung dari makanan menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau ini tidak disukai oleh penciuman manusia. Jadi siwak atau menyikat gigi hanyalah untuk membersihkan mulut dan menghilangkan bau untuk sementara saja. Tips kedua adalah periksa ke dokter gigi. Periksa ke dokter gigi minimal enam bulan sekali. Bila ada waktu, lakukan spa gigi dua kali dalam sebulan untuk menjaga kes-ehatan gigi.

Sedangkan, tips ketiga adalah menghindari rokok dan alkohol. Hindari rokok dan alkohol, karena berefek memperburuk status kebersihan mulut yang memicu terjadinya gingivitis dan periodontitis. Alko-hol mengurangi produksi air liur yang akan memperparah bau mulut. Tips keempat adalah konsumsi buah. Perbanyak konsumsi buah-buahan pen-gusir bau mulut, seperti apel, bengkuang, dan wortel.

Minum 2 sampai 5 cangkir teh hijau sehari, karena mengandung bahan aktif catechin, yang dapat menghilangkan plak, menurunkan kadar gula, dan membunuh bakteri penyebab bau mulut. Nah, tips kelima adalah konsumsi keju rendah karbohidrat. Keju yang rendah karbohidrat, tinggi kalsium, dan mengandung fosfat, dapat memperkuat email gigi, meningkatkan produksi air liur dan mengurangi pertumbuhan karang gigi.

Keenam mengkonsumsi air putih. Perbanyak konsumsi air putih minimal satu liter atau delapan gelas sehari selama berbuka hingga sahur. Ini untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuh. Selain itu minum air putih yang banyak untuk membantu membersihkan zat-zat sulfur di mulut kita. Tips ketujuh adalah asupan makanan probiotik. Asup makanan probiotik, seperti yogurt yang memelihara pencernaan dan menghambat bau mulut.

Tips kedelapan, berkumur dengan cairan pencuci mulut (obat kumur). Cairan ini biasanya men-gandung alkohol untuk mensterilkan bak-teri, pewarna, rasa dan bahan lain sebagai anti bakteri. Bahan anti bakteri yang sering digunakan adalah clorhexidine 0,2 %. Di apotik dan toko obat, obat untuk berkumur ini banyak dijual secara bebas dengan berbagai merek. Selain cara-cara itu, ada beberapa jenis tanaman yang cocok untuk mengatasi bau mulut dan bau badan.

Tanaman itu mengandung bahan aktif berbau segar dan bermanfaat mematikan atau mengendalikan pertumbuhan bakteri serta memberikan bau harum bagi tubuh. Menurut Hj. Sarah Kriswanti, S, herbalis asal Bandung, Jawa Barat, tanaman-tanaman yang sering digunakan adalah adas, kapulaga, pegagan, melati, sirih, jeruk nipis, dan kunyit. Resepnya ada yang dibuat untuk diminum, ada juga yang cukup digunakan sebagai obat kumur saja. (radar)