BANYUWANGI – Pada musim Lebaran tahun 2017 ini jumlah yang lahir di Banyuwangi diprediksi mencapai 200 jiwa. Jumlah bayi yang lahir itu selain berasal dari warga Banyuwangi, juga dari warga yang kebetulan mudik ke Banyuwangi.
Prediksi itu berdasar jumlah kelahiran bayi setiap tahun yang mencapai 23 ribu. Jumlah itu prediksi rata-rata kelahiran per Bulan yang mencapai 2000 bayi. “Dari rata-rata tersebut diprediksi pada 10 hari sejak Hari raya Idul Fitri akan 200 bayi yang lahir dari seluruh wilayah di Banyuwangi,” ungkap Kabid Bina Kesehatan Keluarga Dinkes Banyuwangi, dr Juwana.
Menurut, Juwana angka itu tidak hanya dari warga asli Banyuwangi saja, tapi juga ada hitungan dari warga yang kebetulan mudik ke Banyuwangi. Yang jelas kelahirannya di Banyuwangi. Tingginya mobilitas masyarakat di Banyuwangi membuat angka kelahiran di Kabupaten berjuluk sunrise of Java ini kerap berubah-ubah.
Namun berdasar prediksi, angka kelahiran untuk musim libur Lebaran itu tetap di kisaran angka 200 bayi. “Ini meliputi hampir seluruh kecamatan di Banyuwangi, tapi ada 10 kecamatan yang kita prediksi akan menyumbang angka paling tinggi. Yaitu Kalibaru, Kalipuro, Kabat, Songgon Banyuwangi, Genteng, Tegalsari, Cluring, Muncar dan Wongsorejo,” imbuhnya.
Warga yang sedang dalam kondisi hamil tua diminta untuk mengenali layanan kesehatan untuk ibu hamil yang ada di sekeliling mereka. Jadi seandainya sewaktu-waktu mereka hendak melakukan persalinan, para bumil tidak bingung dan bisa segera tertangani.
Juwana mengatakan, hampir seluruh rumah sakit di Banyuwangi akan tetap standby saat libur Lebaran. Termasuk Puskesmas yang memang menyiagakan diri untuk tetap buka selama musim mudik Lebaran berlangsung.
“Di Banyuwangi ada sekitar 804 orang bidan, 621 di antaranya menyebar di masyarakat. Jadi warga kita harap bisa menyiapkan layanan persalinan jika memang terasa sudah dekat waktu persalinannya. Selain itu di posko mudik kita juga sediakan layanan informasi juga,” pungkasnya. (radar)
