Ada yang memperbaiki jaring, ada pula yang membersihkan bodi perahu dari kerak yang menempel. Iyon, 40, seorang nelayan asal Kecamatan Talango, Sumenep, Madura, mengatakan, sejak solar langka, hasil tangkapan yang dia peroleh turun signifikan. Sebab, jatah solar tiap perahu dibatasi hanya sepuluh li ter per hari. “Jadi, kami tidak bisa melaut terlalu jauh dari bibir pantai. Akibatnya, ikan tangkapan kami tidak maksimal,” ujarnya kemarin (27/4). Sayang, sebelum kelangkaan solar tersebut benar-benar berlalu, para nelayan harus menghadapi keadaan lain yang juga kurang menguntungkan.
Ya, sejak beberapa hari terakhir, musim padangan tiba. “Kalau di paksakan melaut saat padangan seperti ini, kita pasti tidak dapat ikan. Mau pulang ke Talango, jatah solar tidak cukup. Akhirnya kami memilih bertahan di Banyuwangi seraya memperbaiki jaring dan menyikat bodi perahu,” kata dia. Iyon berharap kelangkaan solar segera berlalu. Apalagi, saat ini laut tengah musim ikan. “Kalau stok solar normal, kami langsung bisa melaut begitu musim padangan berlalu. Sudah cukup lama ikan tangkapan kami tidak maksimal,” pungkasnya. (radar)