Biaya Operasional Tinggi, Hasil Tangkapan Rendah
MUNCAR- Perairan Muncar sebagai penghasil ikan terbesar di Indonesia, tampaknya mulai terancam. Hasil tangkapan ikan para nelayan, kini terus merosot. Malahan, sebulan terakhir ini penghasilannya sangat rendah. Salah seorang nelayan Muncar, Subari, 45, mengatakan para nelayan baru mulai melaut sebulan lalu. Sebelumnya, banyak yang melempar jangkar karena cuaca buruk dan ikan yang sulit didapat.
“Kita baru sebulan ini bekerja,” terangnya. Karena cuaca yang masih kurang bersahabat, para nelayan hanya memburu ikan di sekitar perairan Muncar dan Teluk Blambangan. “Biasanya itu kalau melaut sampai ke perairan Bali, ini belum berani karena cuaca,” ungkapnya.
Sekali melaut di sekitar perairan Muncar, terang dia, untuk biaya operasional bisa menghabiskan hingga Rp 2 juta. Jika melaut hingga ke Bali, bisa menghabiskan biaya Rp 5 juta. “Biaya operasional itu untuk beli solar, es batu, dan kebutuhan lain,” katanya.
Biaya operasional yang tinggi itu, terang dia, tidak sebanding dengan ikan hasil tangkapan. Bila dihitung, para nelayan malah merugi. “Biaya operasional jutaan, dapatnya itu hanya ratusan ribu,” terangnya. Subari mengaku bersama nelayan lain tetap berusaha memburu ikan. Sebab, mencari ikan ini hanya tumpuan dari keluarganya.
“Sekarang mencari ikan itu untung-untungan, semoga saja kami beruntung,” ungkapnya. Hal senada juga disampaikan nelayan lain, Sholeh, 54. Menurutnya, ikan hasil tangkapan nelayan dalam sebulan terakhir masih belum sesuai harapan. Sampai kini, ikan di perairan Muncar seperti menghilang. “Modal masih terbatas, mau cari ikan sampai ke Bali belum berani,” katanya.(radar)