Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ngotot ke Bali meski Tangan dan Kaki Terluka

LUKA: Polisi melihat kondisi Belinda Friska di RSUD Blambangan.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
LUKA: Polisi melihat kondisi Belinda Friska di RSUD Blambangan.
LUKA: Polisi melihat kondisi Belinda Friska di RSUD Blambangan.

Tabrakan bus Trans Utama dan bus Ardiansyah di jalan raya Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, ternyata tidak membuat para penumpang trauma. Meski sakit, para siswa SMA Mino Warga, Palembang, Sumatera Selatan, itu tetap akan melanjutkan perjalanan ke Bali.

BELINDA Priska berbaring dengan sesekali menahan rasa sakit di ruang UGD RSUD Blambangan. Ta ngan kanannya terus mengutak-atik Blackberry. Dengan ponsel yang digenggamnya itu, sesekali dia menghubungi seseorang yang kemungkinan orang tua atau keluarganya. Saat berkomunikasi dengan ponsel itu, Belinda yang mulanya ceria mendadak matanya memerah. Tidak lama, butiran air mata mengalir dari dua kelopak matanya.

Sambil mengusap butiran yang telah membasahi pipinya, bicaranya tersendat. Remaja dengan rambut sebahu itu ber gegas beranjak dan duduk saat petugas medis menghampirinya. Sambil membersihkan air matanya yang masih menempel di pipi, siswi kelas IX SMA Mino Warga, Palembang, itu mencoba tersenyum ke pada perawat. “Saya baik, kok,” katanya seraya senyum.

Tidak lama, Belinda bergegas turun dari tempat perawatan dan berjalan me nemui dua temannya yang se dang duduk di depan UGD. “Saat ta brakan itu kami semua sedang ti dur, jadi tidak tahu waktu persis ke jadiannya,” ujarnya diiyakan oleh dua temannya. Belinda bersama dua temannya menyebut, mengetahui bus yang ditumpangi mengalami tabrakan saat terbangun Saat itu, posisi mereka sudah terjatuh dari tempat duduk.

Bersamaan dengan itu, penumpang yang berjumlah 45 orang di dalam bus itu juga terbangun. “Saya bangun sudah sakit semua rasanya,” cetusnya. Sambil memandangi dua temannya, Belinda mengisahkan suasana dalam bus saat tabrakan. Hampir semua teman di dalam bus menjerit dan menangis saat terbangun. Apalagi, saat melihat bagian depan bus yang sudah hancur. “Yang banyak terluka kebetulan duduknya di depan,” katanya sambil menyebut duduknya pada kursi nomor lima dari depan.

Bus rombongan wisata SMA Mino Warga yang mengalami kecelakaan itu merupakan bus nomor dua dari lima bus rom bongan yang akan berwisata ke Bali. Mes ki mengalami kecelakaan, rombongan tersebut akan tetap berangkat ke Bali. “Sudah tanggung, kita harus berangkat ke Bali, sudah sampai sini,” sebut Belinda. Belinda dan siswa SMA Mino Warga su dah lama ingin mengunjungi Pulau Dewata. Sehingga, meski kondisinya kurang sehat karena baru mengalami kecelakaan, mereka tetap memaksakan diri berangkat.

“Tadi kami sudah lihat kapal-kapal yang akan ke Bali, dan Bali juga sudah terlihat,” kata salah satu teman Belinda. Sikap Belinda dan temannya yang ingin tetap ke Bali itu juga disampaikan kepada Kepala SMA Mino Warga, Yus Rizal. Saat menjenguk siswanya yang menjadi korban ta brakan, Yus Rizal menyanggupi untuk mem berangkatkan para korban ke Bali. “Yang luka ringan tetap berangkat ke Bali, yang harus rawat inap akan ditunggui satu guru,” terang Yus Rizal.

Para penumpang bus PO Trans Utama ke banyakan hanya mengalami luka ringan, meski kernet bus Ujang Tompel, 40, asal Bandung, Jawa Barat, meninggal dunia dengan luka cukup parah. Namun, kondisi tersebut berbeda dengan penumpang bus Ardiansyah. “Kita baru turun dari kapal,” sebut Slamet Sugianto, sopir bus Ardiansyah. Sejumlah penumpang bus Ardiansyah yang baru melakukan ziarah ke makam tujuh wali di Bali itu belum tidur saat ter jadi tabrakan.

Meski demikian, para pe numpang hanya bisa pasrah saat bus yang ditumpangi ditabrak bus Trans Utama yang meluncur dengan kecepatan tinggi dari arah depan. Penumpang bus PO Ardiansyah luma yan banyak, yakni 58 orang. Mereka merupakan rombongan wisata religi asal Desa Anggaswangi, Kecamatan Sukodono, Si doarjo. Penumpang yang ada di bus tersebut kebanyakan luka parah dan dua diantaranya meninggal dunia, yakni Suroso, kernet bus, dan Maratus Sayidah Shofi a, 12.

Ketua rombongan wisata religi yang juga modin desa, Imam Basori, mengalami luka cukup parah. Basori yang duduk di kursi depan kakinya tergencet hingga patah. “Shofia yang meninggal itu anaknya Pak Basori,” bisik salah satu petugas di RSUD Blam bangan. Dalam rombongan yang mengalami kecelakaan itu, Basori bukan hanya mengajak putrinya tapi juga istrinya. Istri Basori juga mengalami luka cukup serius dan dirawat di RSUD Blambangan. “Pak Basori belum bisa dioperasi karena kadar gulanya tinggi,” kata petugas RSUD tersebut. (radar)

Kata kunci yang digunakan :