Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Ogoh-ogoh Diarak dan Dibakar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TEGALSARI-Puncak pawai ogoh-ogoh yang digelar umat Hindu, berlangsung semarak kemarin malam (27/3). Dengan diiringi musik beleganjur,  mereka mengitari kampung dengan mengusung  patung yang menjadi simbol betorokolo.

Patung  ogoh-ogoh itu, selanjutnya dibakar sebagai simbol  dibakarnya segala sifat kejahatan.  Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, umat Hindu yang menggelar pawai ogoh-ogoh hingga tengah malam itu seperti di wilayah Kecamatan  Muncar, Cluring, Srono, Pesanggaran, Glenmore,  dan Tegalsari.

Selama pawai digelar, arus lalu  lintas sempat macet total  Upaya para pecalang, kepolisian, dan TNI yang mengatur arus lalu lintas, ternyata tidak  berdaya menghadapi peserta dan penonton  yang membeludak. Sebagian dari ogoh-ogoh, diberi hiasan lampu hingga menjadi lebih menarik.

“Ogoh-ogoh kali ini lebih inovatif, ada yang diberi lampu,” cetus Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kecamatan  Tegalsari, Sukaji, saat ditemui di pawai ogoh-ogoh Dusun Kaligesing, Desa Karangmulyo, Kecamatan Tegalsari kemarin malam (27/3).

Selain diberi lampu, salah satu ogoh- ogoh  juga mengandung kritik sosial. Dengan bentuk menyerupai tikus, patung ogoh-ogoh membawa karung berisi uang, dan itu simbol koruptor. “Mari seluruh umat untuk menjaga kerukunan dan toleransi,” katanya. (radar)