Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Over Kapasitas Lapas Banyuwangi Tembus 286 Persen

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Petugas harus menyiapkan tenda tambahan untuk jam besuk para narapidana dan tahanan saat bertemu keluarga selain di aula, kemarin (21/5).

BANYUWANGI – Penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Banyuwangi membeludak. Lapas yang idealnya hanya diisi 260 orang, kini diisi hingga mencapai 1.005 orang. Artinya kapasitas Lapas Banyuwangi overkapasitas hingga 286 persen.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Ketut Akbar Herry Achjar mengatakan, hingga Senin (21/5) jumlah penghuni Lapas Banyuwangi mencapai 1.005 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 483 orang berstatus tahanan, 521 narapidana dan satu orang sandera pajak.

Bertambahnya jumlah penghuni Lapas Banyuwangi tersebut seiring dengan banyaknya operasi yang dilakukan oleh Kepolisian Resor (Polres) Banyuwangi dalam beberapa pekan terakhir. Terutama saat pelaksanaan operasi minuman keras (miras) dan operasi Tumpas Narkoba Semeru 2018.

“Penghuni tambahan selain kasus pidana umum, yang banyak memang kasus narkoba dan miras,” ungkapnya.

Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Banyuwangi Yusuf Purwadi menambahkan, untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah penghuni lapas tersebut, pihaknya harus memutar otak dan melakukan strategi pengaturan agar para penghuni lapas bisa tertampung.

Untuk mengupayakan daya tampung, pihaknya tetap memaksimalkan ruangan yang sudah ada. Karena untuk menambah kamar baru sudah tidak mungkin bisa dilakukan karena keterbatasan tempat.

Salah satu strategi yang saat ini diterapkan adalah mengisi ruang kamar pidana umum untuk ruang tahanan narkoba. Karena jumlah tahanan didominasi kasus narkoba. Padahal, untuk ruang tahanan narkoba yang berjumlah 22 kamar sudah penuh sesak.

Namun demikian tetap akan diberikan sekat pemisah antara ruangan tahanan narkoba dan ruang tahanan pidana umum. Meski berada dalam satu lingkup, keduanya harus tetap dipisahkan.

Saat ini, lanjut Yusuf, kapasitas kamar atau ruangan yang idealnya diisi hanya satu orang sudah diisi tiga orang. Untuk kamar yang semestinya diisi hanya lima orang, kini dipaksa menampung sembilan orang. Begitu juga untuk kamar yang idealnya diisi sembilan orang ditempati 15 orang, dan kamar yang diisi 15 orang terpaksa dihuni 25 orang.

Dari seluruh kamar yang ada di dalam lapas, terdapat empat kamar besar, yakni pada blok D11, E11, F11, dan G11. Kamar tersebut idealnya diisi oleh 30 orang. Namun, kondisinya kini terpaksa harus diisi hingga dua kali lipatnya.

Saking banyaknya kiriman atau tahanan titipan. Tahanan yang baru masuk atau berada di ruang masa pengenalan lingkungan (mapenaling) juga terpaksa dialihkan lebih cepat.

Tahanan yang baru masuk biasanya menempati di mapenaling sampai enam hari. Tapi karena banyaknya tahanan kiriman, baru dua hari harus kami pindah ke blok atau pembagian kamar sesuai klasifikasi kasusnya,” jelas Yusuf.

Dari 1.005 orang penghuni tersebut, didominasi kasus narkoba sebanyak 443 orang. Terdiri dari tahanan 247 orang dan narapidana 196 orang. Jika digolongkan dari jenis kelamin, 408 laki-laki dan 35 orang perempuan.

Sebagai antisipasi keamanan, sejauh ini Lapas Banyuwangi telah mendapatkan tambahan personel CPNS sebanyak 48 orang. Penambahan personel CPNS tersebut sangat membantu keberlangsungan pengamanan di Lapas Banyuwangi.

Meski terbilang overkapasitas, kondisi bangunan bagi warga binaan tersebut terbilang kukuh. Kondisinya juga baik. Dan fasilitas penunjang seperti air dan listrik berfungsi dengan layak sebagaimana mestinya.

Untuk menyiasati kejenuhan penghuni Lapas IIB Banyuwangi, pihaknya melakukan rotasi penghuni napi ke lapas lainnya disesuaikan dengan status hukuman narapidana yang bersangkutan.

Selain itu, pihaknya juga melibatkan secara aktif seluruh penghuni yang ada, baik yang narapidana maupun tahanan dalam berbagai kegiatan mulai dari keagamaan, kerajinan, hingga kegiatan kesenian, musik hadrah, dan musik kendang kempul.

Karena padatnya penghuni Lapas Banyuwangi, untuk jam besuk tahanan dan napi juga diatur setiap harinya. Bahkan, saking membeludaknya keluarga yang besuk, selain berada di aula, petugas juga menambah tenda yang berada di lapangan dekat aula untuk tempat besuk para penghuni lapas.

“Seluruh pengamanan tetap kami lakukan sesuai SOP. Alhamdulillah, berjalan lancar, aman, dan kondusif,” tandasnya.