Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Padang Ulanan Nonton Angklung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Penonton Padati Amphitheater Boom

BANYUWANGI – Untuk menghidupkan kembali tradisi padang alunan yang sudah mati suri, Dewan Kesenian Blambangan (DKB) menggelar pertunjukan seni di amphitheater Pantai Boom Sabtu (21/11) malam.

Dalam pertunjukan seni tadi malam, kesenian angklung dari sanggar Musik Semebyar, Kelurahan Penganjuran, pimpinan Subowo dan Sapawi, tampil menghibur penonton.  Dalam pertunjukan pentas seni kemarin, Ketua DKB Samsudin Adlawi, Wakil Ketua DKB Hasan Basri, Dewan Pembina DKB Setiawan Subekti dan Purwadi alias Kang Pur juga hadir menyaksikan kesenian angklung tersebut.

Tidak ketinggalan, pelukis senior S. Yadi K beserta budayawan Banyuwangi lain membaur bersama penonton yang sangat antusias. Ketua DKB Samsudin Adlawi mengatakan, penunjukan seni yang digelar tersebut bertujuan menghidupkan kembali tradisi yang dulu pernah dilakukan masyarakat Bumi Blambangan.

Sebab, dulu Pantai Boom tidak hanya sebagai tempat wisata, tapi juga terkenal sebagai tempat berkumpul dan bercengkerama sambil menikmati pertunjukan seni. “Tahun 70-an penunjukan seni di Pantai Boom masih eksis saat padang bulan tiba. Kita ingin menghidupkan kembali itu,’ ujar Samsudin.

Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi itu juga mengapresiasi antusiasme pengunjung Pantai Boom yang menyaksikan pertunjukan angklung itu. Hal itu menandakan bahwa masyarakat Banyuwangi memang rindu kesenian-kesenian Banyuwangi, khususnya yang ditampilkan di Pantai Boom.

“Pantai Boom ini dulu memang sebagai tempat berkesenian, tapi saat ini rasanya kurang dimanfaatkan untuk berkesenian. Masyarakat yang menonton sangat antusias. Itu menandakan masyarakat Banyuwangi memang haus pertunjukan seni kata Samsudin.

Melihat antusiasme penonton sangat tinggi, ke depan pertunjukan seni saat padang bulan itu akan rutin dilaksanakan. Beberapa kesenian akan ditampilkan di Pantai Boom ini untuk mengobati rindu masyarakat Banyuwangi dan juga untuk menghidupkan kembali tradisi padang ulanan yang dulu pernah ada.

“Berkesenian itu bukan sekadar untuk ekonomi saja. Tetapi, berkesenian itu adalah bagian dari kehidupan,” jelas Samsudin.  Dalam pertunjukan seni angklung tadi malam, beberapa lagu Banyuwangi lawas disajikan, seperti lagu “Patetan”, “Mawar Kapuronto”, “Kembang Galengan” dan lain sebagainya.

Bahkan, mantan pentolan Patrol Orkestra Banyuwangi (POB), Yon’s DD, juga menyumbangkan suara emasnya dengan menyanyikan lagu Gelang Alit ciptaan almarhum Fattah Abal. Hudori, salah satu pengunjung asal Kelurahan Banjarsari, sangat bangga dengan adanya pertunjukan seni tradisional di Pantai Boom itu.

Dengan semakin sering dan banyaknya seni tradisional seperti ini, menurutnya akan menumbuh kembangkan minat generasi muda belajar dan ikut serta dalam berkesenian tradisional Banyuwangi.  Selain itu, seni tradisi di Pantai Boom ini juga untuk mengisi kekosongan di Pantai Boom yang sementara ini hanya terkenal sebagai tempat wisata.

“Kalau ada acara sanangat kedaerahan Banyuwanginya pasti akan muncul. Kalau bisa, setiap malam Minggu ada acara seperti ini di Pantai Boom,” pungkas pria yang ikut berkecimpung di kesenian angklung Banjarsari itu.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, semakin malam penonton acara tersebut semakin ramai. Penonton tidak hanya dari kalangan orang tua, anak-anak muda yang menikmati malam minguan di Pantai Boom juga ikut menonton dan larut dalam irama musik angklung yang berkumandang di amphitheater. (Radar)