Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pantai Bimo, Tempat Sandar Perahu Nelayan Bimorejo

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PANTAI Bimo terletak di Dusun Krajan, Desa Bimorejo, Kecamatan Wongsorejo. Tim ekspedisi Jawa Pos Radar Banyuwangi bekerja sama dengan Toyota Auto2000 akhirnya sampai juga di pantai ini. Tidak sulit untuk menuju Pantai Bimo.

Karena banyak jalan untuk menuju Pantai Bimo ini.  Yang kami ketahui, ada tiga jalur untuk menuju Pantai Bimo. Jalur pertama untuk menuju Pantai Bimo bisa dilewati melalui Desa Bajulmati.  Tepatnya di samping masjid yang ada di perbatasan Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi ada jalan ke arah timur.

Nah, kita  bisa melewati jalur itu. Dengan jalur itu, untuk menuju pantai kami  harus menempuh perjalanan lagi sejauh kirakira 4 km. Untuk jalur kedua, bisa dilewati melalui Desa  Sidodadi. Tepatnya di selatan Pasar Galekan ada sebuah jalan masuk ke arah timur sejauh kira-kira 6 km untuk menuju Pantai Bimo.

Jalur ketiga untuk menuju Pantai Bimo juga bisa dilewati melalui Desa Sumberkencono. Dari  desa ini jarak untuk menuju pantai Bimo lebih  jauh dibandingkan jalur-jalur  lainnya, yakni sekitar 10 km untuk menuju Pantai Bimo. Karena  kami yang akan menuju Pantai Bimo bergerak  dari arah utara, maka kami memilih untuk menuju Pantai Bimo dari jalur yang pertama.

Yakni dari jalan masuk ke arah timur yang ada di samping masjid yang ada di perbatasan Situbondo-Banyuwangi dengan menggunakan mobil Toyota New Fortuner.  Selama perjalanan menuju Pantai Bimo, kami melewati perkampungan-perkampungan warga.

Kami juga melewati sungai besar yang biasa digunakan masyarakat setempat untuk keperluan mandi dan lain sebagainya. Bahkan, air sungai tersebut juga digunakan warga sebagai sumber air pertanian warga setempat. Meski berada di pesisir pantai, tampaknya masyarakat Bimorejo banyak juga yang berprofesi sebagai petani.

Lahan pertanian di sana sangat luas sekali. Ada lahan pertanian bawang merah, jagung, padi, cabai dan lain sebagainya. Tapi  dilihat dari tanaman yang ada di lahan pertanian warga, tanaman bawang merah lebih mendominasi  dibandingkan dengan tanaman lainnya.

Sekitar 1 km dari Pantai Bimo, kami juga banyak menjumpai tambak-tambak berjejeran di dekat pantai. Sepertinya, tambak-tambak tersebut adalah tambak udang. Jalan darat  sejauh 4 km sudah kita lewati, akhirnya kami sampai juga di Pantai Bimo yang memang menjadi tujuan kami.

Pantai Bimo memang tidak se-eksotik Pantai Kelor. Dari segi visual, pantai ini hampir sama seperti Pantai Pandean yang ada di Desa Wonorejo, Situbondo. Pasir pantai semuanya berwarna  hitam, tekstur pasir juga lumayan halus. Pohon-pohon kelapa juga tampak berdiri gagah di pinggir Pantai Bimo.

Deburan ombak yang menuju pantai juga tidak terlalu tinggi. Pantai ini cocok kami  kira digunakan untuk masyarakat untuk menghabiskan wakti sore harinya. “Kalau hari libur utamanya sore hari banyak warga yang ke pantai untuk bermain.

Lautnya biru muda warnanya kalau cuaca lagi baik, “ujar Sutriano, 57, warga setempat. Sutrisno mengatakan, warga sekitar Pantai Bimo ini memang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan. Hal ini bisa dilihat banyaknya perahu-perahu nelayan yang sedang sandar.

Karena secara kebetulan saat kami ke sana angin sedang kencang sehingga perahu nelayan tidak pergi melaut. “Ini anginnya lagi kencang, jadi perahu diparkir oleh nelayan. Selain nelayan banyak juga kok warga yang bertani di Desa Bimorejo ini,” tambahnya.

Di Pantai Bimo ini juga ada satu Tempat Pelelangan Ikan (TPI) berdiri di pinggir pantai. Tidak besar ukurannya memang. Luas bangunan TPI hanya sekitar 5×5 meter. Meski kecil dengan adanya TPI ini menunjukkan kalau di Pantai Bimo memang setiap harinya terjadi transaksi  jual beli ikan.

“Karena lagi sepi ikan jadi tidak ada transaksi saat ini, kalau lagi panen ikan ya ramai TPI itu. Ikannya macam-macam ada tongkol, lemuru, dan lain sebagainya,” terang Sutrisno. Sayangnya, potensi-potensi yang ada di Pantai  Bimo ini tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan pantai.

Di sekitar pantai pemandangan sampah menumpuk memang mendominasi. Bahkan pasir di Pantai Bimo hampir seluruhnya tertutup  oleh sampah. Mendengar komentar dari Sutrisno tadi yang mengatakan kalau Pantai Bimo banyak dikunjungi warga saat hari libur maupun sore, alangkah lebih baiknya kalau kebersihan pantai lebih dijaga lagi.

Agar pantai lebih terlihat bersih dan rapi. Kami yakin dengan pantai yang lebih bersih lagi, masyarakat yang berkunjung bisa lebih  banyak lagi untuk menghabiskan waktu di Pantai  Bimo.  Dengan banyaknya warga yang mengunjungi   Pantai Bimo nantinya bisa dijadikan alternatif warga sekitar untuk meraup rupiah dari   segi  pariwisata.

Itung-itung bisa dibuat tambahan pendapatan warga sekitar jika sedang paceklik ikan seperti saat ini. (radar)