Menurut Budiyono, pengunjung lebih banyak berkunjung pada Minggu pagi daripada siang atau sore. Biasanya, pengunjung ini sudah mulai berdatangan sejak pukul 05.30, dan pulang sekitar pukul 09.00. “Kalau cuaca cerah, Minggu pagi ramai sekali,” kata bapak tiga anak yang berjualan es degan di pantai tersebut sejak 1987 lalu itu. Somad, nelayan asal Lingkungan Kampung Ujung mengakui, pengunjung lebih banyak menikmati panorama alam di Pantai Boom. Tapi, banyak pula warga yang memancing ikan di sekitar pelabuhan.
Bahkan, ada warga yang sengaja datang untuk bermain sepak bola di pantai atau main balap burung merpati. “Kalau yang muda-muda biasanya mojok pacaran,” katanya. Sementara itu, kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi Suprayogi mengakui, Pantai Boom memiliki potensi wisata yang tinggi. Tapi, Pemkab Banyuwangi tidak memiliki kewenangan untuk mengelola kawasan tersebut. “Pantai Boom itu milik PT Pelindo, kami tidak bisa berbuat apaapa,” cetusnya.
Para pengunjung yang masuk ke Pantai Boom, selama ini memang gratis. Pemkab tidak memiliki hak dan kewenangan untuk menarik retribusi di kawasan pelabuhan tersebut. “Karena tidak ada retribusi, pemasukan untuk daerah (PAD) juga tidak ada,” sebutnya. Menurut Suprayogi, saat ini sedang dijajaki kerja sama antara Pemkab Banyuwangi dengan Pelindo. Kerja sama itu tampaknya sudah mulai ada titik terang. “Kalau kerja samanya sudah ada, pemkab bisa mengelola Pantai Boom,” cetusnya. (radar)