Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pantai Mustika, Primadona Wisata Baru di Banyuwangi Selatan Kaya Biota Laut, Jadi Habitat Ular Laut

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pantai2Pantai Mustika tergolong pantai yang masih perawan. Warga setempat mengenal lokasi ini sebagai Mustaka (kepala) kawasan Teluk Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Seperti apa kondisinya?

PANTAI Mustika hingga kini masih jarang dijamah pengunjung. Meski begitu, warga setempat sudah berbenah untuk mengenalkan kawasan wisata bahari Bumi Blambangan bagian selatan tersebut. Menuju Pantai Mustika tidaklah sulit. Posisi pantai tersebut masih satu garis dengan pantai Pulau Merah yang sudah terkenal itu. Jarak pantai tersebut hanya sekitar tiga hingga empat kilometer arah barat pantai Pu lau Merah.

Untuk menjangkau tempat tersebut, pengunjung bisa melewati bibir pantai atau memutar menggunakan kendaraan melalui jalan desa. Lokasinya tepat berada di sisi timur tempat perahu nelayan bersandar di Teluk Pancer. Meski lokasinya masih satu garis dengan pantai Pulau Merah, tempat tersebut menawarkan sesuatu yang berbeda. Selain hamparan pasir putih yang bersih, kontur pantai yang landai juga sangat baik di jadikan lokasi olahraga.

Itu suguhan pertama yang bisa dinikmati. Kawasan sekitarnya cukup rindang dengan ratusan pohon kelapa. Itu seakan kanopi alami di Pantai Mustika. Kesejukan pantai bisa dirasakan begitu me masuki kawasan tersebut. Beberapa meja dan kursi sudah tertata rapi di sana. Meja tersebut berderet di sepanjang garis pan tai dan cukup nyaman dijadikan tempat bersantai sambil menikmati view sunrise.

Seperti namanya, ikon andalan kawasan wisata itu adalah Pulau Mustika. Pulau yang berjarak sekitar empat mil laut dari bi bir pantai itu menawarkan panorama alam yang luar biasa. Selain bisa menjadi lo kasi pemancingan, air yang jernih di sisi timur pulau itu juga bisa dijadikan lokasi snorkeling. Saking jernihnya air di sana, pe ngunjung bisa melihat isi laut hingga ke dalaman empat meter. Terumbu karang dan biota laut bisa dilihat secara jelas dengan mata telanjang.

Menurut warga setempat, Pulau Mustika ter kenal dengan terumbu karang yang in dah dan juga menjadi habitat dan berkum pulnya berbagai jenis ular laut. Meski ter dengar berbahaya, tapi hingga saat ini be lum pernah ada kejadian ular menggigit pe ngunjung. Warga setempat, Sugeng Mulyono mengatakan, keberadaan ular laut di sekitar Pu lau Mustika sudah seperti brand. Meski ba nyak ular, sejauh ini tidak ada kecelakaan yang melibatkan manusia.

Tentu saja, asal kan pengunjung tidak mengganggu ular laut tersebut. ‘’Selama pengunjung tidak mengganggu, ular itu juga tidak akan menyerang,” ujar lelaki yang akrab disapa Nanang itu. Menurut Nanang, ular-ular laut itu justru menjadi daya tarik Pulau Mustika. ”Selama kita anggap mereka teman, saya yakin aman,” ujarnya. Menuju Pulau Mustika, pengunjung bisa memanfaatkan perahu nelayan yang bersandar di Pantai Pancer. Tidak ha nya itu, tak jauh dari Pulau Mustika ter dapat satu pulau yang disebut Pulau M bedil.

Pengunjung bisa mendengar suara dentuman yang menyerupai suara letusan sen jata. Suara dentuman itu bisa didengar setiap hari di Pulau M bedil. Namun bila pengunjung masih belum cu kup nyali ke sana, masih ada beberapa lo kasi yang tidak kalah menarik. Di sebelah ba rat Pantai Mustika terdapat lokasi yang di namakan Wedhi Ireng (pasir hitam). Di lokasi itu ada pantai dengan dua macam pasir; berwarna putih bersih dan berwarna hitam.

Dua warna itu tidak menyatu, sehingga sangat sedap dipandang mata.  Waktu yang dibutuhkan menuju Wedhi Ireng tidaklah lama. Jika tenaga masih prima, cukup 30 menit dengan berjalan kaki dari Pantai Mustika. Perjalanan menuju Wedhi Ireng akan memberikan pengalaman seru. Kita akan disambut hijau dan rimbunnya pepohonan. Suasana itu menjadi pelengkap liburan dan petualangan setelah puas menikmati indahnya pantai.

Untuk mengisi tenaga yang hilang selama perjalanan, pengunjung bisa membeli ikan segar langsung kepada ne layan. Menikmati lezatnya ikan bakar di bawah teduh pepohonan sepertinya men jadi agenda liburan yang harus dicoba. Keindahan kawasan tersebut sebenarnya sudah tersiar ke mana-mana, tapi pengunjung baru sebatas komunitas traveler.

Rata-rata mereka memperoleh informasi dari mulut ke mulut. Jika tidak demikian, me reka bisa mengetahui kawasan itu dari catatan-catatan para traveler yang diunggah di beberapa blog dan situs wisata. Daya tarik Pantai Mustika tidak hanya terletak pada keindahan alamnya, keguyuban wa rga setempat juga menjadi objek menarik. Kesadaran masyarakat terhadap ke bersihan layak diacungi jempol. Sekali dalam sepekan, tua-muda membersihkan kawasan pantai.

Dalam waktu dekat, persoalan sampah akan ditangani secara khusus. Tidak lama lagi manajemen pengolahan sampah akan dilakukan layaknya di kota besar. Pemisahan sampah organik dan nonorganik akan diterapkan di kawasan tersebut. Menurut Nanang, pengelolaan tempat tersebut nanti akan menggunakan sistem koperasi yang benar-benar koperasi. Dengan demikian, pemilik sekaligus pengelolakawasan tersebut adalah warga lokal. Dia juga akan mengandalkan para pemuda setempat.

Menurutnya, kawasan tersebut siap bersaing dengan pantai-pantai lain. “Segmentasi sudah kita tentukan,” ujarnya. Nanang menambahkan, pembukaan tempat itu secara “grand launching” akan di lakukan setelah segenap masyarakat setempat benar-benar siap. Sementara ini pengunjung yang kesana belum dikenakan biaya karcis. Kedepan, biaya tiket akan diberlakukan. “Kita akan buka setelah benar-benar siap, mulai kebersihan dan tata kelolanya,” tegasnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :