Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pantai Plengkung Surganya Peselancar Kelas Dunia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

DARI Minapolitan Muncar, tim ekspedisi jelajah pantai Timur Jawa bergerak ke Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) Kecamatan Tegaldlimo. Di kawasan TNAP tim ekspedisi menuju Pantai Plengkung atau pantai yang biasa disebut G-Land itu.

Menuju Pantai Plengkung tim bergerak dari perempatan Tembok Rejo Muncar ke selatan menuju Pos TNAP Wilayah 1 Tegaldlimo. Dari situ, tim ekspedisi melanjutkan perjalanan ke arah selatan melewati hutan dengan jalan tidak beraspal sejauh kurang lebih 20 km untuk sampai di Pantai Plengkung.

Butuh waktu sekitar satu jam lebih, akhirnya tim ekspedisi jelajah sampai di Pantai Plengkung. Pantai Plengkung merupakan salah satu objek wisata yang masuk dalam segi tiga berlian selain Gunung Ijen dan Pantai Sukamade di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB).

Pantai tersebut memang dikenal sebagai surganya para peselancar dunia. Bukan tanpa sebab, ombak di pantai tersebut memang salah satu yang terbesar di dunia. Pantai tersebut juga diakui para peselancar dunia sebagai spot surfing terbaik di Asia tenggara.

Pantai ini juga lebih dikenal dengan nama G-Land. Nama G~Land sendiri diambil dari huruf awal dari Teluk Grajagan. Pantai Plengkung yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan berlokasi di timur Teluk Grajagan begitu digemari para peselancar dan kebanyakan berasal dari luar negeri.

Pantai Plengkung merupakan surga bagi peselancar profesional karena dikenal dengan pantai bcrombak besar. Ombak Plengkung berbentuk memanjang, tinggi, dan bergerak cepat. Ombak Pantai Plengkung juga membentuk tabung yang hampir sempurna sehingga menjadi favorit para pencinta surfing mancanegara.

Ketinggian ombak yang ada di Pantai Plengkung ini bisa mencapai 4-8 meter dengan panjang sampai 2 m. Ombak di Pantai plengkung ini juga bersusun-susun dan sangat menantang bagi para pencinta surfing dunia.  Bagi sebagian wisatawan mancanegara, ombak di pantai ini, khususnya pada bulan Mei hingga Oktober, dianggap sebagai terbaik kedua setelah arena selancar air di Hawaii.

Di Pantai Plengkung juga pernah diadakan lomba surfing tingkat internasional. Kala itu lomba diikuti oleh beberapa tim surfing dari berbagai negara. Antara lain berasal dari Australia, Prancis, Inggris, Amerika. Selandia Baru, dan Indonesia yang diwakili oleh atlet selancar dari Bali.

Kali ini tim ekspedisi beranggota Wapimred Sayifuddin Mahfud, pemasaran Gerda Sukarno, Thomi Sila, Wahyu Nugroho, fotografer Rendra Kurnia, Wartawan Ali Nurfatoni dan Taufik Ferdinsyah. Mayoritas pengunjung yang ada di pantai ini adalah wisatawan mancanegara.

Tidak sedikit juga wisatawan domestik yang datang ke sana. Namun, yang bermalam di Pantai plengkung kebanyakan adalah turis yang ingin berselancar di Pantai Plengkuntg. Di sekitar Pantai Plengkuug juga terdapat beberapa camp penginapan.

Sebut saja Joyo`s Surf Camp, G-land Surf & Resort dan Bobby`s Surf Camp. Selain penginapan, di camp tersebut juga terdapat restoran tempat para tamu makan. Beberapa gazebo-gazebo juga banyak terdapat di sekitar pantai.

Tidak sedikit, turis mancanegara yang sedang berjemur di atas pasir berwarna putih yang ada di Pantai Plengkung. ”Turis yang datang ke Plengkung dari berbagai negara. Ada dari Australia, Amerika, dan Jepang. Bulan ini ombaknya tak seberapa tinggi, kalau bulan Juli tinggi ombak bisa mencapai 5 sampai 7 meter,” ujar Subhan, tukang sapu Bobys Camp G-Land kepada JP-RaBa.

Karena Pantai Plengkung ini letaknya berada di kawasan TNAF, di sana masih banyak terdapat pohon-pohon besar tumbuh di sekitar pantai. Namun, yang mendominasi tumbuhan di sekitar pantai adalah pohon bambu yang tumbuh lebat di sekitar pantai.

Hewan-hewan khas hutan juga masih banyak di sekitar pantai. Sebut saja, elang laut, bangau tong-tong, rangkok, kijang, merak, dan binatang khas hutan lain. Tampaknya, bagi pengunjung yang datang ke Pantai Plengkung disuguhi pemandangan yang begitu kompleks.

Selain pemandangan pantai berpasir putih dengan air laut yang sangat jernih, pengunjung juga dimanjakan dengan pemandangan hutan yang masih sangat alami. “Jenis burung langka di sini masih sangat banyak,” kata fotografer Rendra Kurnia.

Selain pantai plengkung, di kawasan TNAP ini juga masih banyak pantai-pantai lain yang tidak kalah bagus pemandangannya. Tim ekspedisi pun tidak berhenti di Pantai Plengkug. Selanjutnya, tim ekspedisi mengunjungi Pantai Pancur dan Pantai Trianggulasi yang letaknya tidak jauh dari Pantai Plengkung. (radar)