Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pantai Waru Doyong Sering Digunakan Untuk Prewed

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SETELAH mengunjungi pantai-pantai di Kecamatan Wongsorejo kali ini tim ekspedisi jelajah bergeser ke psntai-pantai di Kecamatan Kalipuro. Pantai Waru Doyong pantai ini menjadi tujuan utama kami setelah mengunjungi Pantai Klopoan dan Watudodol.

Pantai ini kalau dilihat pada global positloning System (GPS) terletak pada koordinat 8,15° lintang Selatan (LS) dan 114,4° Bujur Timur (BT). Menuju pantai ini sangat mudah. Jarak dari pusat kota Banyuwangi hanya sekitar 10 km ke arah utara.

Di depan masjid Kelurahan Bulusan ada sebuah jalan masuk ke timur. Nah, di situlah Pantai Waro Doyong berada. Di gapura masuk ke Pantai Waru Doyong juga tertera nama “Pantai Waru Doyong” yang menandakan jalan tersebut adalah jalan menuju pantai.

Setiba di pantai, pemandangan view Selat Bali sudah kelihatan di depan mata. Seluruh pasir di Pantai Waru Doyong semua berwarna hitam. Pohon sengon dan kelapa juga banyaik terdapat di kawasan Pantai Waru Doyong. Justru pohon Waru yang namanya diabadikan untuk pantai ini jumlahnya malah sedikit.

Hanya ada beberapa tanaman pohon waru yang masih berdiri di pantai ini. Rerumputan dan ilalang juga banyak terdapat di kawasan Pantai Waru Doyong. lni yang membuat sedikit lebih  menarik dari Pantai Waru Doyong. Kubangan air yang ada di sekitar ilalang-ilalang yang tumbuh menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang di Pantai Waru Doyong.

Bahkan, pantai ini sering dijadikan sebagai tempat foto prewadding bagi sebagian kalangan masyarakat. “Air genangam ini kalau di foto seperti danau, di sini memang sering digunakan untuk foto preved,” kata fotografer tim ekspedisi, Rendra Des Kurnia.

Selain itu, di Pantai Waru Doyong ini juga terdapat dermaga dari kayu yang menjorok ke laut. Dermaga ini juga sering digunakan sebagai tempat foto yang bagu bagi para fotografer. Sayang saat kami mengunjungi pantai ini, dermaga kayu tersebut sudah putus karena dihantam ombak besar.

Masih tersisa beberapa kayu yang berdiri di atas laut. Namun, untuk menuju ke dermaga tersebut dipastikan tidak bisa lantaran jembatan sudah terputus.  Sangat disayangkan sekali, jika dermaga ini tidak kunjung diperbaiki. Padahal, jembatan itu bisa menjadi daya tarik lebih bagi pengunjung yang datatang ke Pantai Waru Doyong.

Sebenarya, di sebelah selatan Pantai Waru Doyong juga terdapat jembatan serupa dengan kondisi masih utuh. Namun sejumlah para fotografer yang ingin mengambil gambar dengan latar belakang yang bisa di sebut dermaga cinta tersebut tidak diperbolehkan  oleh pengelola Hotel yang ada di dekat pantai tersebut.

 “iya dulu saya penah dilarang motret di sana. Satpamnya  bilang bila pantainya sudah dibeli hotel,” tambah Rendra, seraya menambahkan, sejak kapan pantai menjadi hak milik pribadi. “Setahu saya pantai itu milik negara,” imbuhnya.

Kembali ke Pantai Waru Doyong, pantai ini juga sangat cocok digunakan milihat pemandangan sunrise. Sebab, pantai ini memang menghadap ke Selat Bali secara langsung. Jika dalam kondisi bagus. Matahari terbit di Pantai Waru Doyong juga bisa dilihat dengan sempurna.

Oh iya, di setiap setahun sekali Pantai Waru Doyong tepatnya pada hari Rabu terakhir di bulan sapar (kaleder jawa) selalu mengadakan tradisi petik laut yang biasa disebut dengan tradisi Rebo Wwkasan. Warga mempercayai ritual petik laut Rebo Wekasan tersebut bertujuan untuk menolak bala dan bencana sebagai tradisi wujud sukur atas limpahan hasil ikan nelayan.

Petik laut Rabu wekasan dilakukan dengan cara melarung perahu berisi sesaji yang terdiri dari berbagai umbi-umbian (polo pendem) dan sebuah kepala kambing sebagai simbol untuk membuang segala macam penyakit dan bencana dari nelayan.

“Pada saat petik laut, perahu sesaji dilepas di tengah  laut dengan iring-iringan masyarakat yang mengikuti dengan menggunakan perahu penangkap ikan, ujar salah satu warga selatan Sujamo.“ Banyak potensi yang harus di kembangkan lagi di pantai ini agar pantai selalu ramai dikunjungi warga. Yang terpenting lagi, kebersihan dari pantai tampaknya juga harus dijaga dari sampah.

Saat kami mengunjungi pantai beberapa waktu lalu, sampah-sampah juga berserakan dipinggir pantai. Tampaknya perlu kesadaran baik dari warga sekitar maupun pengunjung yang datang untuk tidak membuang sampah sembarangan.

“Kalau pantai bersih saya yakin pengunjtmg akan lebih betah berlama-lama disitu, ujar Pimred JP-Raba, Bayu Saksono. (radar)