Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Parade Busana Kemanten Oseng

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Diperagakan Siang Ini Lewat Karnaval BEC

BANYUWANGI – Karnaval Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) akan mulai digelar sejak pukul 12.30 Sabtu (17/10)  siang ini. Dalam perhelatan BEC yang mengusung tema “The Usingnese Royal  Wedding” tersebut menghadirkan ratusan peserta yang memeragakan ragam pengantin Oseng  alias pengantin Banyuwangi dalam balutan kostum kontemporer.

BEC kali ini akan dibuka langsung Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.  Selain dihadiri Menpar Arief Yahya, pergelaran BEC  kali ini juga dihadiri Menteri Badan Usaha Milik  Negara (BUMN) Rini Soemarno, Direktur Perhutani,  Direktur PTPN, Emilia Contessa, Sandiaga Uno, dan beberapa tamu undangan lain.

Jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Banyuwangi juga dijadwalkan hadir untuk mengisi kursi undangan yang  telah disediakan.  Kepala Seksi Promosi Budaya  dan Pariwisata, Dinas Kebudayaan, dan Pariwisata Banyuwangi,  Ainur Rofiq, menuturkan  sesuai surat undangan yang  telah dibagikan, pergelaran BEC  2015 ini akan digelar sejak pukul  12.30.

Iring-iringan peserta BEC  yang start di Taman Blambangan itu terlebih dahulu menyuguhkan  penampilan terbaik di atas  panggung seluas 10×16 meter di depan tamu undangan yang hadir di Taman Blambangan. Selanjutnya, seluruh defile peserta BEC 2015 berjalan kaki dari Taman Blambangan melewati  depan Masjid Baiturrahman,  lalu bergerak menuju ke selatan dan finis di depan kantor Pemkab  Banyuwangi.

”Pukul 10.30  jalan menuju Taman Blambangan dan rute yang dilewati BEC sudah ditutup,” kata Rofiq.  Dia menambahkan, stage kursi undangan BEC 2015 terbagi menjadi  dua. Pertama, berada di dalam  Taman Blambangan. Kedua, berada  di Jalan Veteran atau di depan  SDN Kepatihan memanjang ke  barat sampai depan rumah dinas  kepolisian.

”Pintu masuk menuju stage juga ada dua. Pada stage pertama pintu masuk di depan Hotel Blambangan. Pada stage  kedua pintu masuk di sebelah  barat Gedung Juang,” tambah  Rofiq.  Pada perhelatan BEC 2015 ini ada sekitar 160 orang yang menjadi  peserta dan ratusan partisipan.

Pada perhelatan BEC 2015 kali ini, sekitar 100 penari gandrung  berada di barisan pertama  yang dijadikan tarian pembuka setelah penampilan drum band MAN Genteng. Selanjutnya,  disusul barisan kemanten Oseng asli dan kuntulan  dengan 100 penabuh lebih.

Barisan selanjutnya adalah  para peserta BEC, yakni BEC cilik,  sub tema sembur kemuning, sekarkedaton, dan mupus braen. Nah, pada closing ceremony ditampilkan  BEC 2016 dengan tema The Legend of Sri Tanjung-Sidopekso.

Dalam closing ceremony tersebut  Sri Tanjung dan Sidopekso  akan naik kereta kencana  diiringi beberapa gandrung mancanegara. Sekadar diketahui, sembur kemuning merupakan upacara adat pengantin masyarakat pesisiran di Banyuwangi. Kostum yang  digunakan didominasi warna kuning, orange, dan ungu.

Sementara itu, mupus braen Blambangan yang didominasi warna merah, hitam, dan emas, merupakan upacara adat pengantin masyarakat kelas menengah. Sekar kedaton wetan merupakan upacara adat pengantin kaum  bangsawan.

Warna kostum tersebut dominasi hijau dan perak. Bupati Abdullah Azwar Anas  mengatakan, Pemkab Banyuwangi  akan konsisten mengeksplorasi  budaya Bumi Blambangan, salah  satunya melalui BEC ini. BEC  digelar dengan tema khusus tiap tahun karena budaya lokal yang  dimiliki Banyuwangi sangat banyak.

”Setelah tahun-tahun sebelumnya sempat mengangkat  Gandrung dan Barong Oseng,  tahun ini yang kami persembahkan  adalah tradisi pengantin suku Oseng,” kata Anas.  Anas menambahkan, pemilihan  tema yang akan diangkat dalam setiap even akbar budaya Banyuwangi merupakan hasil diskusi  dengan sejumlah budayawan dan  seniman Banyuwangi.

Mereka dinilai memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih tentang  tradisi dan budaya yang berkembang di Banyuwangi. ”Budayawan memiliki pengetahuan lebih. Melibatkan budayawan ini juga untuk menjaga  norma, serta pakem-pakem  tradisi setiap atraksi budaya yang akan kami tampilkan.

Saat daerah lain getol membawa tema global dalam even budaya lokal, kami justru memperkenalkan budaya lokal ke publik global,”  pungkasnya. (radar)