GAMBIRAN – Kondisi Pasar Jajag yang berada di samping Terminal Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, kini sangat memprihatinkan. Selain banyak kios yang sudah tidak beroperasi lagi, bangunannya banyak yang rusak.
Salah satu pedagang pakaian, Nurmariyana, 39, mengatakan sejak memutuskan berdagang di Pasar Jajag tiga tahun lalu, pen da patannya terus menurun. Malahan, dalam sehari sering tidak ada pembeli. “Hari ini ada satu orang beli pakaian dalam,” kata pedagang asal Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, itu.
Pembeli yang sangat minim itu, terang dia, membuat para pedagang bisa merugi. Sebab, mereka itu setiap hari harus membayar re tribusi sebesar Rp 6.000. “Satu ce lana dalam itu untungnya cuma Rp 2000, kalau laku tiga berarti untung Rp 6000, itu kan pas untuk membayar retribusi,” ujarnya.
Pembeli yang sepi itu, terang dia, disebabkan beberapa hal, di antaranya banyak berdiri toko modern di Kota Jajag. Selain itu, renovasi pasar yang menyebabkan pedagang di tepi jalan semakin tinggi hingga menutup pemandangan bagian dalam pasar.
“Setelah direnovasi lapaknya tidak terlihat dari jalan raya,” terangnya. Pedagang lainnya, Kasiyati, 35, asal Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, menilai pengaturan lokasi parkir yang berada di sudut barat mengakibatkan pembeli jarang menghampiri lapak milik para pedagang.
“Parkirnya di barat, pem beli masuk lewat belakang,“ ucapnya. Sementara itu, Kepala UPTD Pasar Jajag, Darwanto, mengakui banyak bangunan pasar yang rusak. Untuk renovasi, dirinya juga belum mengetahui pasti. “Saya dengar masih lama, setelah renovasi Pasar Banyuwangi,” katanya. (radar)