Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pasokan dari Pertamina Kurang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Pemicu Kenaikan Harga Elpiji 3 Kg

BANYUWANGI – Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Besuki, Benny Satrya Indra Tjah jadi, akhirnya buka suara terkait kenaikan harga gas elpiji tiga kilogram (kg) yang terjadi sepekan lalu. Menurutnya, kenaikan harga itu disebabkan pengurangan pasokan elpiji bersubsidi tersebut ke wilayah Besuki.

Benny menjelaskan, pasokan elpiji dari Pertamina mengalami penurunan sebesar 5 persen sampai 9 persen ke tiap agen. Sebelumnya, dari total 56 agen sewilayah eks ke- residenan Besuki, yakni Banyuwangi, Situbondo, Jember, Luma- jang, dan Bondowoso, jumlah pasokan elpiji 3 kg mencapai 140 ribu tabung per hari. Dikatakannya, pengurangan pasokan itu tentu saja mengakibat- kan pendapatan para agen turun.

Padahal, sebelumnya agen sudah telanjur berinvestasi, seperti membeli truk, mobil pikap, dan sepeda motor roda tiga, untuk menyalur- kan gas elpiji ke pangkalan. Ironisnya, nyaris seluruh kendaraan itu dibeli secara kredit. Oleh karena itu, para agen melakukan pertemuan dan akhirnya sepakat menaikkan harga jual elpiji 3 kg. Hal ini dilakukan untuk menutup biaya operasional dan membayar cicilan kendaraan tersebut. “Berdasar pengamatan kami, sebenarnya konsumen tidak mempermasalahkan kenaikan harga asalkan gas elpiji tidak langka,” dalihnya.

Dia menambahkan, persoalan tersebut sampai ke DPRD dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) lantaran ada segelintir pangkalan yang “bermain” dan mengatakan bahwa pada tanggal 3 sampai tanggal 6 Mei mereka tidak mendapat pasokan. Pada tanggal 7 Mei tiba-tiba harga elpiji 3 kg naik. “Kita tanyakan ke beberapa pangkalan, mereka tidak ada yang bisa menjawab agen mana yang tidak memasok mereka,” jelentrehnya.

Masih menurut Benny, alasan Pertamina mengurangi pasokan ke agen didasari beberapa pertimbangan, di antaranya ditemukannya kecurangan elpiji 3 kg yang notabene disubsidi pemerintah itu dimasukkan ke tabung 12 kg. Tidak hanya itu, warga mampu yang seharusnya menggunakan elpiji 12 kg, banyak yang menggunakan elpiji 3 kg. “Dengan menaikkan harga, kami optimistis elpiji 3 kg akan lebih tepat sasaran. Sebab, Hiswana Migas akan lebih ketat mengawasi konsumen,” janjinya.

Diberitakan sebelumnya, meski belum ada kenaikan harga elpiji 3 kg dari pemerintah, tapi harga di pasaran sudah naik drastis. Sebelumnya, harga elpiji 3 kg hanya Rp 13 ribu, kini naik menjadi Rp 14 hingga Rp 15 ribu. Kenaikan harga elpiji 3 kg itu sudah terjadi hampir satu minggu ini. Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Pertambangan (Disprindagtam) Hary Cahyo Purnomo mengatakan, kenaikan eceran elpiji itu dipicu keputusan sepihak Hiswana Migas, Jember. Beberapa waktu lalu, Hiswana Migas memutuskan menaikkan margin.

Sementara itu, belum tuntas masalah kenaikan harga elpiji 3 kg, kini masalah lain menyusul. Para pengecer gas elpiji mencak-mencak lantaran banyak agen yang menjual langsung gas elpiji ke tangan pengecer tanpa melalui pangkalan. Seperti diungkapkan Bintoro, salah satu pemilik pangkalan elpiji asal Desa Pengatigan, Kecamatan Rogojampi. Dia mengatakan, ulah para agen itu tentu saja merugikan para pangkalan. Bagaimana tidak, harga jual dari tangan agen tentu lebih murah dibanding harga jual pangkalan.

“Tentu para pengecer lebih memilih membeli elpiji ke agen daripada pangkalan,” sesalnya. Bintoro menambahkan, beberapa agen menjual langsung elpiji ke pengecer menggunakan sepeda motor roda tiga. “Padahal, seharusnya agen menjual ke pangkalan sesuai kuota yang telah disepakati. Jika seperti ini terus, pangkalan bisa gulung tikar,” ungkapnya. (radar)