Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Paspor Nyaris Expired Bisa Lolos Imigrasi

LAJUR KANAN: Jalanan yang mulus memungkinkan kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi di Singapura.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Singapura dikenal sangat ketat dalam urusan keimigrasian. Namun, ternyata petugas imigrasi negeri itu bisa melunak, meski paspor yang dibawa nyaris kedaluwarsa. Berikut catatan BAYU SAKSONO yang baru datang dari negara tersebut.

LAJUR KANAN: Jalanan yang mulus memungkinkan kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi di Singapura.

KEDATANGAN saya ke Singapura kali ini sebagai tugas liputan 26th Annual Seminar yang dihelat Mount Elizabeth Hospital di kawasan Orchard. Seminar kesehatan tersebut berlangsung Sabtu lalu (3/11). Agar tidak terlambat, saya berangkat dari Bandara Internasional Juanda sehari sebelum acara (2/11).

Saat check in di Bandara Juanda subuh, petugas maskapai China Airlines kaget karena ternyata paspor saya sudah hampir expired. ‘’Untuk masuk Singapura, paling tidak masa berlaku paspor harus 6 bulan. Masa berlaku paspor Anda tinggal 4 bulan lagi,’’ jelas petugas maskapai tersebut.

Untuk menunda keberangkatan dan membuat paspor baru, rasanya sudah tidak mungkin. Akhirnya, petugas maskapai menawarkan untuk membuatkan surat pernyataan. Isi surat tersebut, maskapai tetap menerbangkan saya ke Singapura, tapi pihak maskapai tidak bertanggung jawab untuk urusan lain-lain.

Saya setuju saja, yang penting bisa terbang dulu. Urusan dengan maskapai beres. Kali ini, berhadapan langsung dengan petugas imigrasi Indonesia. Pertanyaan yang diberikan pun sama. Tapi lagi-lagi, petugas imigrasi masih berbaik hati ‘’Ini paspornya kurang dari enam bulan. Saya tidak akan memindai atau scan supaya tidak terbaca di pusat. Silakan jalan saja,” ujar petugas imigrasi tersebut.

Alhamdulillah, sejauh ini lancar. Selama 2,5 jam penerbangan saya terus berdoa, semoga urusan imigrasi saat masuk Singapura juga lancar. Begitu mendarat pagi itu, saya langsung antre pemeriksaan imi grasi. Begitu dapat giliran pemeriksaan, pe rempuan petugas imigrasi di Bandara internasional Changi itu langsung memelototi paspor saya.

Dia langsung menanyakan berapa lama saya akan tinggal di negeri itu. Dia juga menanyakannegara tujuan selanjutnya setelah saya keluar dari Singapura be be rapa hari kemudian. Tidak lupa, dia juga meminta saya menunjukkan tiket penerbangan pulang. Begitu saya serahkan semua yang diminta, petugas imigrasi yang menggunakan bahasa Inggris campur Melayu itu pun melunak.

Dia langsung menasihati saya dengan nada yang datar. ‘’Ketika kamu kembali ke negaramu nanti, jangan lupa segera memperbarui paspormu. Ingat itu ya,” tuturnya dalam bahasa Inggris. Stempel kedatangan pun diketokkan dengan keras di paspor saya. Alhamdulillah, plong rasanya karena akhirnya diizinkan masuk Singapura meski paspor sudah nyaris expired.

Saya pun bergegas melangkah menuju tempat pengambilan bagasi dan menjalani pemeriksaan akhir sebelum keluar bandara. Driver penjemput dari hotel sudah berdiri di depan pintu sambil memegang “sabak elektronik” bertuliskan nama Mr Saksono . Selanjutnya, mobil Mercedes Benz E350 warna silver itu melaju di jalanan umum dengan speed rata-rata 100 Km/jam.

Kami menempuh jarak 23 kilometer dari Bandara Changi ke hotel Th e Elizabeth di kawasan Orchard dengan waktu hanya sekitar 20 menit. Itu pun sudah termasuk beberapa kali berhenti di persimpangan karena lampu merah menyala. Sementara itu, begitu urusan check in di hotel tuntas, saya harus bergegas mandi karena jadwal salat Jumat tinggal satu jam lagi.

Saya butuh waktu agak lama mencari masjid terdekat di kawasan tersebut. Sebab, saat melihat gedung-gedung di sekitar tempat saya menginap, sepertinya tidak ada tanda-tanda ada masjid. (bersambung)