Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

PCNU Tapal Kuda Sepakat Tolak FDS

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Para pimpinan PCNU di Tapal Kuda sepakat menolak kebijakan FDS dalam pertemuan di RS NU Mangir, Kecamatan Rogojampi, kemarin sore (13-8).

ROGOJAMPI – Para pimpinan PCNU di wilayah Tapal Kuda, menggelar pertemuan bersama di RSNU Mangir, Kecamatan Rogojampi kemarin sore (13/8). Dalam pertemuan itu, mereka mnenolak kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI terkait Full Day School (FDS).

Pimpinan PCNU Tapal Kuda yang hadir dalam pertemuan itu, dari PCNU Banyuwangi, Situbondo, Bondowoso, Jember, dan PCNU Kencong juga hadir, pengurus PWNU Jatim, KH. Sadid Jauhari.

Ketua PCNU Banyuwangi, KH. Masykur Ali yang ditunjuk menjadi juru bicara mengatakan penolakan FDS ini merupakan sikap bulat dari seluruh jajaran NU di Indonesia yang sudah terstruktur dari PBNU hingga ke bawah.

“Ini PCNU di Tapal Kuda menguatkan penolakan FDS itu,” katanya. Dengan penolakan dari NU itu, Kiai Masykur mengingatkan pada pemerintah terutama Presiden RI Joko Widodo untuk memperhatikan keluhan dan suara NU yang muncul dari bawah itu.

“Kita ingat dukungan terkuat Jokowi itu orang NU, Jokowi harus mendengar suara NU,” katanya. Kiai Masykur menyebut penolakan NU pada program FDS itu sangat jelas. Kebijkan FDS telah mengubah tatanan pendidikan diniyah yang selama ini telah hadir, dan ikut membentuk karakter anak.

“Usai pulang sekolah dan bermain di rumah, anak-anak itu sudah terbiasa mengikuti kegiatan di TPQ atau majelis pendidikan diniyah lainnya,” cetusnya. Jika kegiatan anak-anak itu hingga sore terpusat di sekolah, maka itu akan menganggu ekstistensi lembaga diniyah.

“FDS itu sangat merugikan NU, karena anak sampai jam 16.00 ada di sekolah, seharusnya ke TPQ,” jelasnya. Jika mengacu pendidikan karakter, jelas dia, aktivitas di TPQ inilah yang banyak memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter anak.

“Kalau terkait pembentukan karakter, justru di TPQ,” ucapnya. Mengenai libur dua hari yang telah dicanangkan karena ada program FDS, Kiai Masykur menyebut kalau itu hanya mengacu kebiasaan anak di kota. Sementara Jika di desa, dengan adanya libur dua hari akan memberi kesempatan anak-anak melakukan kegiatan yang tidak terpantau.

“Dua hari libur anak-anak malah trek-trekan, orang tuanya kan tidak ada di rumah,” dalihnya. Menurut Kiai Masykur hasil pertemuan PCNU se Tapal Kuda yang berisi penolakan FDS itu akan dikirim kc PBNU melalui PWNU Jatim. “Sekolah di bawah NU tidak akan memberlakukan FDS,” cetusnya. (radar)