Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pembuatan Minyak Cengkih di Desa Sragi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Limbah Daunnya Diolah Jadi Minyak Pijat dan Balsem

POHON cengkih banyak ditemukan di kawasan dataran tinggi. Warga yang memiliki tanaman itu tidak memotong atau menebang sembarangan. Sebab, pohon ini termasuk pohon emas karena manfaatnya cukup banyak. Wilayah Kabupaten Banyuwangi yang daerahnya banyak dataran tinggi, termasuk penghasil cengkih, itu seperti di Kecamatan Songgon, Kecamatan Licin, dan  sebagian Kecamatan Kalipuro.

Pohon cengkih itu termasuk tanaman yang bisa dimanfaatkan secara maksimal mulai batang pohon, ranting, gagang daun, hingga daun. Semua memiliki nilai jual dan itu bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah. Yang kini mulai banyak  ditekuni warga adalah home industry pengolahan minyak cengkih dengan memanfaatkan sampah daun yang sudah mengering.

Sampah daun cengkih kering yang banyak berserakan di bawah pohon kini oleh warga di kumpulkan untuk dijual kepada pengepul. Selanjutnya, sampah itu diolah dan dibuat minyak atsiri. Harga daun cengkih kering harganya Rp 1.200 per kilogram (Kg).

Gagang daunnya yang kering mencapai Rp 8.000 per Kg.  Salah satu home industry yang membuat minyak atsiri cengkih itu berada di Dusun Pertapan, Desa  Sragi, Kecamatan Songgon, yang dikelola Abdul  Ghofur, 26. Usaha pembuatan minyak cengkih itu telah dirintis oleh ayahnya, Slamet, 60, sejak 15  tahun lalu.

“Saya hanya meneruskan,” katanya. Proses pembuatan minyak cengkih memerlukan waktu dan tenaga super ekstra. Awalnya, untuk bisa memproduksi harus keliling mencari sampah daun cengkih kering yang sudah dikumpulkan para pengepul yang ada di Kecamatan Licin dan Kalipuro.

Daun cengkih yang dibeli itu, sudah harus kering. “Daun dengan kualitas bagus, satu karung plastik berat bersihnya bisa 12 Kg,” katanya. Tidak semua pengepul daun cengkih kering itu jujur. Tidak jarang, mereka nakal dengan mencampurkan daun cengkih dengan daun lainnya.

Juga ada yang ditambah dengan batu, kerikil, dan tanah agar saat ditimbang bisa lebih berat. “Jika ditimbang semakin berat, otomatis uang yang diterima semakin banyak,” ujarnya sambil geleng-geleng kepala. Setelah berhasil mengumpulkan sampah daun cengkih kering, baru bisa dimasak dengan dimasukkan ke tungku mirip tong berukuran besar.

“Satu kali proses masak, bisa menghabiskan enam kuintal daun cengkih kering,” terangnya. Usai dimasukkan ke tong, selanjutnya ditutup dan api dalam tungku  dinyalakan. Proses penyulingan  tersebut, memerlukan waktu antara tujuh hingga delapan jam.

Uap air daun cengkih akan mengalir pada pipa yang sudah dirancang. Dan pipa saluran uap dari tong itu, diberi pendingin berupa kolam air dingin. Lalu, mengeluarkan uap dalam  kondisi sudah dingin yang di beri tong plastik berisi 200 liter air.

Jika uap air sudah dalam kondisi dingin dan menetes pada tong plastik,  baru diketahui air yang bercampur  minyak cengkih akan kelihatan. Air dan minyak keluar bersamaan dari uap daun cengkih yang telah disuling.  “Minyaknya di bagian bawah, dan  airnya berada di atas,” terangnya.

Selama proses penyulingan, pekerja harus aktif memeriksa tungku pengapian dengan mengatur suhu dengan memberikan suplai bahan bakar agar proses penyulingan berlangsung normal. “Jadi kerjanya 24 jam nonstop,” jelasnya.

Jika suplai daun cengkih kering normal, maka minyak cengkih bisa  terkumpul penuh dalam waktu sepuluh hari kerja. Saat ini, harga  minyak cengkih masih terjaga, yakni pada kisaran Rp 120 ribu per kilogram. Minyak cengkih tersebut, dikirim ke Kabupaten Malang untuk diproses kembali menjadi bahan baku balsem.

Minyak cengkih buatannya, tidak jarang dipesan oleh tukang pijat dan urut di Banyuwangi. Minyak cengkih dengan aroma khas, juga memiliki khasiat menimbulkan efek rasa panas pada permukaan kulit. Jika digosok pada permukaan tubuh bagian luar yang mengalami pegal linu dan otot kaku, maka akan langsung bereaksi. “Bisa melemaskan otot yang kaku, pegal, dan linu,” katanya. (radar)