Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pemkab Banyuwangi Tegur PT BSI

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Pemkab-Banyuwangi-Tegur-PT-BSI

Janji Bangun Enam Dam, Baru Tuntas Separo

BANYUWANGI – Banjir lumpur yang mencemari Pantai Pulau Merah di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, akhirnya disikapi Pemkab Banyuwangi. Berdasar rilis yang dikeluarkan Humas Pemkab Banyuwangi, secara resmi mereka memberikan Teguran tertulis kepada PT. Bumi Suksesindo (BSI) selaku pemegang izin penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu.

Teguran yang diberikan pemkab itu terkait belum selesainya pembangunan enam bendungan atau dam yang sebelumnya telah disanggupi PT. BSI. Pembangunan dam itu termasuk dalam dokumen lingkungan. Saat ini PT. BSI baru menyelesaikan separo pembangunan dari total seluruhnya.

Dampaknya, saat hujan deras mengguyur Banyuwangi pekan lalu, lumpur terbawa arus hingga ke hilir. Termasuk ke Sungai Kalak yang membawa lumpur dan sampah hingga pantai Pulau Merah. “Surat teguran tertulis sudah diterbitkan Senin depan akan saya antar sendiri ke kantor mereka.

Terus terang ini memprihatinkan. BSI harus bertanggung jawab,” tegas Bupati Abdullah Azwar Anas dalam rilis dari Humas Pemkab Banyuwangi tersebut. Bupati Anas menambahkan, Pemkab Banyuwangi mendesak BSI mematuhi semua perencanaan yang telah ditetapkan. Yang terpenting adalah segera menyelesaikan pembangunan dam untuk menampung air.

“Kita beri tenggat waktu kepada BSI menyelesaikan pembangunan tiga dam tersisa dalam tiga bulan ke depan. Solusi jangka pendek saat ini, Pemkab Banyuwangi memerintahkan BSI melakukan normalisasi Sungai Katak.”

“Pokoknya normalisasi harus sampai tuntas. Lumpurnya harus disedot dan dikeruk, juga harums dipasang pengamannya dan itu tanggung jawab mereka (BSI). Sudah saya perintahkan beberapa hari lalu dan laporannya sudah jalan. Tapi saya akan cek sendiri Senin sambil antar surat teguran.” papar Anas.

Sementara itu, pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banyuwangi, Chusnul Khotimah, menambahkan didalam perencanaan, saat volume hujan normal,. air dapat ditampung di dalam 40 check dam yang sudah dibangun tiap jarak 60 meter.

Namun, dalam kondisi hujan ekstrem atau hujan storm yang terjadi saat ini, diperlukan storm water dam dan kontrol terakhir dengan environmental control dam (ECD). “ECD itulah yang belum selesai pembangunannya, sehingga kami mendesak dan memberi teguran tertulis ke BSI agar segera menyelesaikannya,” ujarnya.

Chusnul menyebut, curah hujan di bulan Agustus ini mencapai 200 mm jauh lebih tinggi dibanding curah hujan dalam kondisi biasanya yang hanya 47 mm. Limpahan air itulah yang tidak bisa ditampung di sebagian dam yang sudah selesai dibangun.

“Makanya kami pertegas lagi bahwa dam harus diselesaikan. Ini mendesak,” tegasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam) Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo, saat dikonfirmasi Jawa Pos Radar Banyuwangi terkait teguran untuk PT. BSI itu enggan berkomentar.

Berkali-kali dia menolak memberikan jawaban dengan alasan tidak ada petunjuk dari atas bahwa dirinya harus berkomentar. “Saya tidak bisa berkomentar, tidak ada instruksi dari atas. Lebih baik tanya sendiri kepada bupati,” ujar Hary saat dihubungi sore kemarin (20/8).

Sementara itu. PT. BSI dalam rilisnya kemarin menyatakan bahwa banjir lumpur itu akibat faktor alam. Banjir itu akibat cuaca ekstrem. “Menurut data, curah hujan yang turun tiga pekan terakhir di daerah Pulau Merah rata-rata mencapai 200 mm. Volume itu melampaui kondisi normal yang mencapai 147 mm,” ujar Senior External Relations Manager PT. BSI Banyuwangi, Bambang Wijanarko.

Bambang mengakui, saat ini PT. BSI Banyuwangi memang sedang membangun infrastruktur penunjang untuk operasional tambang. Salah satunya adalah menyelesaikan pembangunan tiga dam di daerah hulu. Dam tersebut melengkapi tiga dam lain yang telah selesai.

Jika keenam dam tersebut selesai dan berfungsi, lumpur dan sampah akan tertahan. Sehingga lumpur tidak akan terbawa aliran sungai hingga hilir. Dia menambahkan, pihaknya telah memasang soil net normalisasi di hulu Sungai Katak untuk menyedot lumpur. Mereka juga melakukan pengerukan lumpur sejak beberapa pekan lalu.

“Sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan, diminta ataupun tidak PT. BSI hadir. Kami pastikan bahwa normalisasi akan terus kami lakukan hingga kembali normal,” ujamya. Terkait dugaan penggundulan hutan Gunung Tumpangpitu, menurut Bambang, PT. BSI tidak melakukan pemotongan pohon di luar daerah yang diperlukan.

Bahkan, pihaknya membiarkan pohon-pohon yang ada. Bahkan melestarikannya dengan menambah jumlah dan varietas. “Kami berkomitmen turut membangun kawasan wisata. Tidak hanya Pulau Merah, juga wisata Mustika yang berada di Pancer. Kami telah melakukan pengerasan tempat parkir. Perusahaan juga berpartisipasi dalam penyediaan lima tenaga kebersihan di Pulau Merah,”  pungkasnya. (radar)