Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pemkab Bentuk Crisis Center Air Bersih

Bupati Anas yang tengah berada di Makkah memimpin rapat jarak jauh bersama sejumlah kepala SKPD memanfaatkan teknologi infomasi kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Bupati Anas yang tengah berada di Makkah memimpin rapat jarak jauh bersama sejumlah kepala SKPD memanfaatkan teknologi infomasi kemarin.

WONGSOREIO – Pemkab Banyuwangi segera mengganti pompa sumur bor air yang rusak di Dusun Karangrejo Selatan, Desa Wongsorejo, Kecamatan Wongsorejo. Kerusakan mesin pompa sumur bor ini sebelumnya telah menyebabkan pasokan air bersih untuk warga di dua dusun, yakni Karangrejo Selatan dan sebagian Karangrejo Utara, berkurang.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, wilayah Wongsorejo nnerupakan kawasan minim sumber mata air. Sebagian besar warga mencukupi kebutuhan air bersihnya dari pompa sumur bor maupun mengambil air melalui sambungan pipa dari sungai-sungai.

Seperti di Dusun Karangrejo Selatan, sumur bor menjadi sumber air bersih utama untuk konsumsi dan mandi.

“Beberapa hari ini, sumur bor di Dusun Karangrejo Selatan rusak, sehingga tidak bisa menyalurkan air bagi warga. Saya kemarin telah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan untuk segera mengganti mesin pompa yang rusak. Insya Allah, akan selesai dalam satu minggu ini. Selain itu, Dinas Pengairan juga akan mengganti pipa saluran air menjadi lebih besar, serta panel-panelnya juga akan diganti sekalian,” terang Anas dalam keterangan tertulisnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, kemarin.

Anas yang sedang menunaikan ibadah haji sebelumnya memimpin rapat jarak jauh dar Mekkah melalui aplikasi Facetime. Sumur bor yang terletak di Dusun Karangrejo Selatan tersebut tidak hanya menjadi sumber air bersih bagi warga setempat, tapi juga jadi sumber air konsumsi utama bagi sebagian warga di Dusun Karangrejo Utara.

Selain kerusakan sumur bor, terkendalanya pasokan air bersih juga karena kerusakan pipa saluran air yang mengalir ke lokasi pemukiman warga. Seperti di Dusun Jatian, Desa Bangsring yang pipa salurannya bocor.

“Pipa itu terhubung dari Perkebunan Selogiri melewati hutan, dan menembus Desa Jatian. Setelah ditelusuri, ada kerusakan pipa di saluran pas tengah hutan. Sekarang juga tengah kita perbaiki,” jelas Anas.

Untuk mengatasi kekurangan air bersih tersebut, kata Anas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan distribusi air bersih bagi warga dusun tersebut sejak Minggu (3/9).

Setiap harinya, ada tanki yang mendistribusikan 5.000 liter air bersih di tandon yang dibuat di setiap dusun dan kawasan pemukiman warga. “Pengiriman air bersih ini akan kita lakukan terus hingga pompa air berfungsi kembali. Air bersih yang dikirim itu dari PDAM dan siap didistribusikan ke rumah warga,” jelas Anas.

Ke depan, Anas telah memerintahkan Dinas Pengairan untuk membuat Crisis Center Air Bersih. Selain menjadi pusat aduan masalah kekurangan air bersih warga, layanan ini juga akan melakukan manajemen suplai air bersih di daerah-daerah yang rawan kekurangan air bersih saat memasuki musim kemarau.

“Karena musim kemarau pasti terjadi tiap tahun yang membuat debit air berkurang, terutama di wilaiyah seperti Wongsorejo, maka perlu ada manajemen distribusi air sebelum kekurangan air bersih terjadi,” kata Anas.

Kepala Dinas Pengairan Guntur Priambodo menambahkan, selain akan segera membentuk Crisis Center Air Bersih, untuk antisipasi kekurangan air bersih di musim kemarau pihaknya juga akan membangun sumur bor kapasitas lebih besar dari yang ada sekarang di wilayah Wongsorejo. Sumur bor ini direncanakan berkapasitas 5-10 liter per detik.

“Nanti juga akan kita lengkapi dengan armada distribusi truk tangki yang akan bergerak ke pemukiman-permukiman warga. Sumur bor ini akan melengkapi dua sumur bor yang sekarang sudah tersedia,” kata Guntur.

Terkait lahan pertanian saat musim kemarau, Guntur akan membuat embung-embung tadah hujan di wilayah tersebut. Embung ini fungsinya sebagai tangkapan air. “Embung ini akan kita bangun tahun depan juga. Airnya bisa untuk mengairi sawah tadah hujan di Wongsorejo dan konsumsi ternak,” jelas Guntur.

Guntur datang bersama dengan para staf didampingi Camat Wongsorejo Sulistyowati, serta Kepala Desa Wongsorejo Imam Eka Martin. Sampai di lokasi, Guntur langsung melihat sumur bor yang berada di Dusun Karangrejo Selatan, Desa/Kecamatan Wongsorejo.

Setelah dicek, ternyata kondisi sumur bor tersebut tak lagi beroperasi sejak 20 hari terakhir. Hal itu lantaran pompa penyedot air dari sumur bor rusak berat. Awalnya pengurus Himpunan Penduduk Pemakai Air (HIPPAM) berencana akan memperbaiki mesin pompa tersebut. Namun, setelah diperiksa ternyata kerusakan cukup parah.

“Pengurus HIPPAM punya kas untuk memperbaiki kerusakan mesin pompa itu, tapi ternyata angarannya tidak mencukupi,” ujar Camat Wongsorejo, Sulistyowati. “Akar persoalan dan solusinya ada pada sumur bor. Jika ini kembali beroperasi, maka kekurangan air bersih di Dusun Karangrejo Selatan dan Karangrejo Utara ini sudah bisa teratasi,” jelas Guntur.

Bangunan sumur bor dan tandan menampung air dengan kapasitas cukup besar dan bisa melayani sebaran hinga 277 kepala keluarga (KK) atau 1.254 jiwa yang tinggi di Dusun Karangrejo Utara dan Karangrejo Selatan, Desa/Kecamatan Wongsorejo.

Dari hasil identifikasi tim teknis, sumur bor mengalami kerusakan pada mesin pompa penyedot. Dalam waktu lima hari paling lambat. kemsakan pada mesin pompa bisa dipastikan sudah bisa dioperasikan kembali dan siap menyuplai air bersih warga.

Sementara itu Camat Wongsorejo, Sulistyowati menjelaskan terdapat lima dusun yang mengalami kekurangan air bersih. Yakni Dusun Karangrejo Selatan dan Utara Desa Wongsorejo, Dusun Jatian Desa Bangsring Dusun Pancoran Desa Sidowangi, Dusun Alas Malang Desa Alasrejo.

“Warga hanya kekurangan air bersih saja dan ini sudah dipenuhi dengan kiriman air dari Pemkab. Aktifitas yang lain masih berjalan normal. bahkan ada beberapa warga yang membangun rumah di Dusun Karangrejo Selatan tetap berjalan sebagaimana biasanya,” pungkas Sulistyowati. (radar)