BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi terus menggenjot pembangunan infrastruktur pertanian. Tidak tanggung-tanggung, rata-rata dana yang digelontor untuk membangun jaringan irigasi mencapai Rp 50 miliar per tahun dalam empat tahun terakhir.
Meski kalah populer dibandingkan dengan pembangunan jalan, pemkab berencana bakal kembali menganggar kan dana miliar rupiah untuk melanjutkan pembabangun jaringan irigasi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017.
Sebab, pembangunan irigasi tersebut terbukti telah membawa dampak positif terhadap sektor pertanian. Ya, setelah pembangunan jaringan irigasi gencar dilakukan, produktivitas pertanian di Banyuwangi meningkat. Sebagai contoh, produktivitas tanaman padi di Banyuwangi pada tahun 2014 mencapai 65,06 kuintal per hektare (ha). Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding rata-rata Jatim yang “hanya” sebesar 62,76 kuintal per ha.
Sedangkan di tahun 2012, produktivitas tanaman padi di Bumi Blambangan sebesar 62 kuintal per Ha. Sementara itu, pada semester pertama 2016 tingkat produktivitas padi di Banyuwangi mencapai 65,30 kuintal per ha. Jumlah panen padi sejak awal tahun hingga Juni mencapai 424.998 ton.
Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, dalam empat tahun terakhir pemkab gencar melakukan pembangunan jaringan irigasi di seantero pelosok Banyuwangi. Rata-rata dana yang digelontorkan untuk membangun jaringan irigasi mencapai Rp 50 miliar per tahun sehingga total dana yang dikucurkan mencapai Rp 200 miliar lebih.
Dikatakan, pembangunan jaringan irigasi tersebut mulai menunjukkan hasil menggembirakan. Produktivitas tanaman pertanian meningkat. “Padahal sumber mata air kita berkurang, tetapi karena jaringan irigasi kita bangun, jangkauan air semakin luas,” kata dia.
Anas menambahkan, membangun jaringan irigasi memang kalah populer dibandingkan dengan membangun jalan. “Membangun jaringan irigasi memang tidak langsung populer, tetapi dampaknya akan terasa beberapa tahun kemudian,” pungkasnya. (radar)