Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pencari Rumput Disambar Sepur

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
RAWAN: Lintasan KA pada titik S.35 di jalan Jembrana, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

KALIPURO – Lintasan kereta api di sepanjang Stasiun Argopuro sampai Ketapang memang rawan kecelakaan. Setelah pekerja bengkel menabrak gerbong kereta api (KA) di lintasan Jalan Jembrana, Kelurahan Klatak, kecelakaan serupa terjadi di lintasan KA Bulusan, Kecamatan Kalipuro. Kali ini korbanya seorang tukang ngarit (pencari rumput), Hanafi, 60.

Sabtu lalu (31/3), warga Lingkungan Kampung Baru, Kelurahan Bulusan, itu meninggal cukup tragis. Tubuhnya remuk setelah dilindas KA Mutiara Timur. Ceritanya, pukul 16.00 Hanafi pulang ngarit. Saat melintasi rel KA tanpa palang pintu, dari arah selatan melaju KA yang dimasinisi Matius.

Hanafi tidak mendengar bel KA lantaran dia mengalami gangguan pendengaran alias tuli. Kontan saja, KA jurusan Surabaya-Banyuwangi itu langsung menyambar tubuh Hanafi hingga dia meninggal di lokasi kejadian. “Korban memang tuli. Jadi, tidak dengar ada kereta api lewat,” ujar Kapolsek Kalipuro, AKP Sudarsono.

Menurut kapolsek, insiden seperti itu bukan kali pertama. Jumat (30/3) lalu seorang pengendara sepeda motor, Ahmad Yasin, 41, tewas setelah menabrak KA di lintasan Jalan Jembrana, Kelurahan Klatak, Kalipuro. Dalam kecelakaan tersebut, warga Dusun Kopen Bayah, Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, itu mengalami luka parah di bagian kepala, tangan, dan kaki. Sepeda motor Honda Tiger bernopol P 5072 WZ yang dikendarai Yasin rusak berat.

Yasin meninggal setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam (RSI) Banyuwangi Sementara itu, kecelakaan di lintasan KA tanpa palang pintu mengundang perharian tokoh masyarakat Bulusan, R. Bomba Sugiarto. Terkait kecelakaan berturut-turut itu, Bomba mendesak pihak PT. KA Daops IX memasang palang pintu.

“Kejadian ini bukan yang pertama. Kalau dihitung-hitung ada belasan kejadian gara-gara lintasan KA tidak berpalang pintu,’’ tegas Bomba. Terkait maraknya kecelakaan tersebut, dia dan warga berharap ada kepedulian PT. KA untuk memasang palang pintu.

Kata Bomba, kalau pihak PT. KA tidak kuat membangun palang pintu, warga siap menggalang dana swadaya. “Saya pikir PT. KA harus tanggap terkait persoalan ini. Memasang palang pintu tidak perlu menunggu ada unjuk rasa,’’ kata pria yang kini sedang magang sebagai advokat itu.

Bomba juga menyesalkan tidak adanya lampu jalan di tiatiap lintasan tanpa palang pintu tersebut. Dari data yang dia miliki, mulai lintasan di Jalan Jembrana sampai Lingkungan Kampung Baru tidak ada lampu penerangan jalan. “Harapan kami, pemerintah daerah juga peduli. Sudah tidak ada palang pintu, lampu penerangan juga tidak terpasang. Jelas itu memicu kecelakaan,’’ tandas warga Perumahan Klatak itu. (radar)