Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pengunjung Grand Watu Dodol Tinggal 25 Persen

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Grand Watu Dodol

WONGSOREJO – Memasuki bulan Ramadan, pengunjung objek wisata Grand Watu Dodol (GWD) di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, menurun. Pada hari besar, lokasi ini biasanya dikunjungi sedikitnya 200 unit kendaraan. Namun pada hari besar nasional kemarin (1/6), pengunjung GWD tak sampai 50 unit kendaraan.

Andi, salah satu petugas parkir GWD mengaku, tempat wisata itu ramai dikunjungi wisatawan dari Banyuwangi maupun luar kota setiap tanggal merah. Biasanya, pengelola bisa mengeluarkan empat bendel tiket parkir kendaraan pada hari libur nasional. Namun pada hari libur Kelahiran Pancasila kemarin, tiket parkir kendaraan pengunjung tidak sampai habis satu bendel.

Andi menambahkan, sepinya pengunjung tidak membuat pengelola mengurangi aktivitas. Kebersihan lokasi itu tetap dijaga. Di pesisir pantai juga tidak terlihat sampah plastik atau botol bekas air minum.

“Setiap pagi dan sore yang jaga parkir ini juga nyapu-nyapu di pantai dan sekitarnya. Biar kelihatan bersih,” ujar Andi. Hasil pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, area parkir GWD hanya tampak beberapa unit motor saja. Di sekitar pantai juga terlihat beberapa pengunjung. Ada juga salah satu wisatawan yang membawa tenda.

“Saya mulai semalam menginap di sini, habis dari Baluran terus kemalaman. Ya sudah, akhirnya menginap di sini, suasananya bagus, kebersihannya terjaga dibandingka kawasan wisata yangada di daerah barat sana, ” tutur Hilal, 28, pengunjung asal Jakarta.

Ada juga kelompok mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi di area GWD. Mereka sedang melakukan tugas penelitian terkait masalah sanitasi.

“Kalau untuk GWD fasilitas tempat sampah, toilet umum itu semua sudah memadai. Tapi masih ada lagi yang perlu menjadi tambahan, yaitu sabun dan tisu untuk toilet,” jelas Fairus Iman Haritsah, ketua kelompok mahasiswa tersebut. (radar)